Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Kerja Formal Indonesia Tumbuh Lamban

Kompas.com - 05/04/2013, 10:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonomi Indonesia dalam lima tahun terakhir tumbuh mengesankan dan termasuk salah satu yang terkemuka di dunia. Namun, pertumbuhan ekonomi yang baik ini ternyata belum tersalurkan dengan baik ke pasar kerja sehingga pergeseran pekerja informal ke formal dalam tiga tahun terakhir stagnan.

Hal ini menjadi salah satu catatan dalam Laporan Tren Ketenagakerjaan dan Sosial Indonesia 2012 Organisasi Buruh Internasional (ILO) yang disusun ekonom ILO, Emma Allen, dan diluncurkan di Jakarta, Kamis (4/4/2013). Sejumlah elite serikat buruh serta perwakilan organisasi pengusaha dan pemerintah menghadiri acara ini.

Ketimpangan ekonomi regional membuat peralihan pekerja informal ke formal masih berjalan lamban. Kegiatan ekonomi formal tahun 2012 baru 46,4 persen, belum banyak bergerak dari tahun 1998.

DKI Jakarta merupakan daerah yang memiliki porsi kegiatan ekonomi formal terbesar, yakni 78,43 persen dari total kegiatan ekonomi yang berjalan. Nusa Tenggara Timur dan Papua menjadi dua provinsi dengan komposisi kegiatan ekonomi formal terendah, yakni 23,7 persen dan 21,1 persen.

Emma menilai, berbagai rencana investasi infrastruktur serta manufaktur pemerintah dan swasta bakal mempercepat peralihan pasar kerja tersebut. Namun, pemerintah harus membuat strategi yang tepat karena tahun 2013 investor justru memilih menunggu dan melihat perkembangan nasional.

Meski kondisi ini akan memengaruhi penyerapan tenaga kerja, tingkat pengangguran Indonesia menunjukkan tren menurun, terutama di kalangan pencari kerja lulusan diploma dan universitas. Hal ini menunjukkan permintaan pasar kerja terhadap pencari kerja terampil dan terdidik meningkat.

Sebanyak 1.137.755 lapangan kerja pun tercipta antara Agustus 2011 dan Agustus 2012. Tingkat pengangguran turun hampir di semua provinsi kecuali di Aceh dan Sulawesi Tenggara. (ham)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com