Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Dikeroyok hingga Tewas, Keluarga Serang Rumah Pelaku

Kompas.com - 07/04/2013, 23:14 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com - Heriawan (18), seorang pelajar SMA Moramo, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, dikeroyok belasan orang hingga tewas. Kejadian nahas yang menimpa Heriawan terjadi pada Minggu (7/4/2013) sekitar pukul 01.30.

Motif pengeroyokan terhadap pelajar warga Desa Mekar Jaya, Kecamatan Moramo Utara belum diketahui pasti. Keluarga korban yang tidak terima dengan peristiwa itu, langsung mendatangi rumah pelaku penggeroyokan di Desa Wawatu, Kecamatan Moramo Utara, Kabupaten Konawe Utara pukul 08.15 Wita, Minggu.

Massa yang berjumlah sampai 100 orang itu melempari rumah orang tua salah satu pelaku pengeroyokan bernama Noldi di Desa Wawatu, Kecamatan Moramo. Informasi yang berhasil dihimpun, keluarga korban penggeroyokan membawa senjata tajam dan jeriken berisi bensin untuk membakar rumah para pelaku.

"Massa kemudian membubarkan diri setelah kapolsek dann camat Moramo Utara tiba di lokasi, dan saat ini kondisi sudah bisa dikendalikan," ungkap Kapolres Konawe Selatan, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Anjar Wicaksana SIK saat dihubungi, Minggu (7/4/2013) malam.

Ia memperkirakan ada 14 orang pelaku penggeroyokan yang mengakibat tewasnya seorang pelajar SMA Moramo itu. Sebanyak 6 orang di antaranya sudah ditangkap, masing-masing bernama Asrin (17) pelajar SMA Moramo, Candra (18) Romy alias Tumbe (20), Noldy (17), Ogi Setiawan (18), ketiganya warga Desa Wawatu, Kecamatan Moramo Utara, dan Evan Saranani (20), mahasiswa warga Kendari.

Saat ini, lanjut Anjar Wicaksana, pihaknya telah menyiagakan satu peleton personel pengendalian massa (Dalmas) di sekitar lokasi rumah tersangka.

Satuan Reserse dan Kriminal Polres Konawe Selatan juga tengah mengejar para tersangka lain yang belum tertangkap.

"Kami juga melakukan pendekatan terhadap keluarga korban agar tidak melakukan serangan balik, mengajak pihak pemda, DPRD dan tokoh masyarakat untuk mempertemukan kedua kelompok warga agar tidak terjadi aksi balas dendam," tutup Anjar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com