Jambi, Kompas
Hingga Minggu (7/4), korban dirawat terpisah. Dua korban dari perusahaan, Yanto yang dibacok pada kepalanya dan Riki yang terluka pada bagian punggung, dirawat di Puskesmas Tebo. Dua korban dari massa, yang mengatasnamakan Serikat Petani Indonesia (SPI) Jambi, Sinaga dan Guntur, dirawat di Rumah Sakit Umum Raden Mattaher Jambi.
Kepala Polres Tebo Ajun Komisaris Besar Zainuri Anwar menemui massa, Minggu. Warga sepakat untuk tidak melakukan tindak anarki dan tak melanjutkan pembangunan pondokan untuk sementara. Polisi akan mempertemukan pihak perusahaan dan warga, Rabu lusa.
Menurut Zainuri, konflik yang berlangsung Sabtu pukul 16.00 itu bermula dari maraknya aktivitas pembukaan lahan dalam konsesi hutan tanaman industri (HTI) PT Lestari Asri Jaya (LAJ). Kelompok warga itu mulai membangun pondokan. Bermaksud menghentikan pembangunan dalam areal konsesinya, karyawan PT LAJ mendatangi warga. Massa SPI menolak larangan dari PT LAJ sehingga terjadi adu mulut. Dalam situasi yang memanas, kedua pihak pun saling serang.
Ketua SPI Jambi Sarwadi mengaku tidak mengetahui persis yang lebih dahulu menyerang. Namun, dalam peristiwa itu, dua warga luka dibacok dengan kapak. Warga membuka dan menggarap lahan untuk ditanami karet dan sawit. Sebagian warga sudah menempati lahan itu sebelum perusahaan masuk tahun 2010.
Sebaliknya, dari PT LAJ menyebut serangan lebih dahulu dilakukan massa yang marah karena dilarang petugas keamanan. Tidak hanya itu, massa yang berjumlah sekitar 30 orang itu langsung membakar mes karyawan yang berada sekitar 1 kilometer dari lokasi, serta dua alat berat.
Manajer Lahan PT LAJ Haris Hutapea mengatakan, perusahaan mengungsikan sementara 30 karyawannya ke luar lokasi untuk memastikan keamanan mereka. Sekitar 50 anggota polisi dan TNI turut mengamankan lokasi itu.
”Kami minta aparat untuk memastikan keamanan karena ini terkait investasi yang harus dijaga,” tuturnya. PT LAJ adalah perusahaan HTI. Perusahaan itu tengah membuka lahan yang juga dikuasai warga.