JAKARTA, KOMPAS.com- Masa penggratisan fasilitas rumah, listrik, dan air bagi penghuni Rusun Marunda korban banjir Waduk Pluit akan berakhir bulan ini. Pengelola mulai mendata dan menyosialisasikan hal itu. Sementara sejumlah penghuni mengaku siap membayar sewa.
Sepekan terakhir, sosialisasi berakhirnya masa gratis digelar di beberapa blok yang menampung korban banjir. Mereka akan dikenakan tarif sewa rusun subsidi sebesar Rp 128.000-159.000 per bulan (tergantung lantai). Mereka juga harus membayar air dan listrik sesuai pemakaian.
Sejak pindah dari pengungsian ke rusun itu, Februari 2013, pemerintah menggratiskan biaya sewa rumah. Pemerintah juga memberi voucher listrik dan menggratiskan air. Selain itu, mereka diberi pelatihan wirausaha, modal dan alat kerja, serta sebagian difasilitasi bekerja di Kawasan Berikat Nusantara (KBN).
Untuk transportasi, pemerintah menyiapkan bus dan kapal cepat rute Marunda-Muara Baru. "Kami sudah siap (bayar). Tiga bulan cukup untuk penyesuaian tinggal di sini. Saya kena Rp 128.000 per bulan karena saya di lantai 5. Tarif itu lebih murah dibandingkan kamar kos di Muara Baru (Penjaringan) ukuran 3 x 7 meter Rp 500.000 per bulan," kata Sarmi (35), penghuni Blok 7 Klaster B Rusun Marunda.
Pengungsi banjir yang menghuni Rusun Marunda diperkirakan mencapai 800 keluarga. Mereka menghuni Blok 2, 3, 6, 7, 8, 9, 10, dan 11 di Klaster B.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.