Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekali Masuk Jaringan, Sulit Melepaskan Diri

Kompas.com - 09/04/2013, 04:46 WIB

Ma kini dalam pengawasan. Menurut Usmar, bila kemudian dia mengulangi perbuatannya, bisa dikeluarkan dari kampus.

”Saya katakan kepada dia, sekarang mata semua orang tertuju kepadamu. Ma juga harus lebih berprestasi untuk menunjukkan dia tidak seperti yang disangka orang,” katanya.

Usmar mengakui, sesungguhnya pihak kampus berada dalam dilema menghadapi kasus Ma.

”Di satu sisi tugas kami tak hanya mengajar, tetapi juga mendidik. Namun, masyarakat seakan menuntut Ma dikeluarkan. Namun, kami memutuskan memberi peringatan tertulis demi menyelamatkan masa depan Ma. Kami khawatir bila dikeluarkan, masa depan Ma malah lebih tidak jelas,” kata Usmar menambahkan.

Bagong menilai keputusan Universitas Prof Dr Moestopo sebagai hal yang bijak. ”Dengan membiarkan Ma tetap berkuliah, masa depannya akan lebih terjaga daripada soal citra dan gengsi lembaga,” ujar Bagong.

Adanya mahasiswi di dunia prostitusi tak lepas dari keterikatan nilai agama yang tanpa sadar semakin meluntur. Sementara remaja putri cenderung terlalu lama menahan masa akil balik sehingga memunculkan godaan lebih besar. Pada kondisi itu, ada pula teknologi yang memberi banyak kemudahan.

Ketika ia ada di lingkungan permisif, pelan-pelan kondisi itu pun berpengaruh kepadanya. Meminjam istilah Bagong, kemasan gaya hidup remaja urban lebih kuat pesonanya sehingga membuat sulit mereka yang tak kuat. Jadilah ada di antara mereka yang kemudian terseret arus kuat yang membawanya ke dunia hitam.

Jelas itu bukan melulu kesalahan mereka. Hanya melakukan pendekatan moral kepada mereka, bukan masanya lagi. Cara paling efektif adalah mendekati dan tahu kebutuhan mereka, lalu mengemas kebutuhan itu dalam bentuk gaya hidup yang menjadi penyaluran sehat bagi si mahasiswa.

Selain itu, menyayangi diri sendiri akan membuat kita berpikir ulang saat akan melakukan tindakan tak terpuji. Sebab, sangat mungkin aib itu akan terus mengikuti sepanjang hidup kita. (Aloysius Budi Kurniawan/ Soelastri Soekirno)

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com