Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Telunjuk Digunting, Edwin Lebih Gelisah

Kompas.com - 10/04/2013, 19:52 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tubuh mungil Edwin Timothy Sihombing terlelap nyaman di tempat tidur RS Harapan Bunda. Sesekali, bayi berusia 2,5 bulan itu tampak tersentak seperti ada hal yang mengagetkannya, entah apa.

Dengan penuh kelembutan, tangan sang ibu, Romauli Manurung, pun mencoba menenangkan putra pertamanya. Sementara ayahnya, Gonti Laurel Sihombing (34), terlihat prihatin dengan kondisi Edwin.

Bagaimana tidak, bayi yang lahir pada 22 Januari 2013 itu terus gelisah sejak insiden yang menimpanya pada 31 Maret 2013 lalu setelah dokter menggunting telunjuk kanan Edwin.

"Sejak jari telunjuknya digunting, suka tiba-tiba berguncang badannya, seperti menahan nyut-nyutan sakit atau seperti orang lagi kaget," ujar Gonti saat melapor ke kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Rabu (10/4/2013).

Tak hanya itu, bayi yang memiliki berat enam kilogram tersebut juga kerap mengalami keringat dingin pada situasi tertentu, misalnya pada sore atau malam hari, apalagi pada saat dokter atau suster yang merawatnya ingin mengganti balutan perban di jari telunjuknya setiap dua hari sekali.

Darah kerap keluar dari luka di jari mungil Edwin. Jika sudah demikian, proses penggantian perban pun memakan waktu lebih lama dari biasanya. Sang ibu yang setia menjaganya mesti menepuk-nepuk tubuh sang bayi agar tidak rewel.

Diakui Gonti dan istri, selain jari telunjuk kanan yang sudah dalam keadaan tergunting setengah, tidak ada hal lain yang membuat orangtua Edwin gusar. Dari pemeriksaan medis secara umum, berat Edwin dikategorikan normal, demikian juga suhu tubuh sehari-hari Edwin yang telah stabil.

"Kata dokter waktu itu, kondisi jari anak saya bisa diperbaiki, tapi saya khawatir karena dia bilang setelah jaringan kulitnya terangkat, kulit punggung tangan anak saya jadi cembung. Saya takut dia enggak bisa beraktivitas," ujarnya.

Nasi telah menjadi bubur. Gonti mengaku tak ada gunanya menyesali perbuatan dokter yang telah menggunting jari telunjuk tanpa sepengetahuan orangtua. Gonti dan Romauli kini hanya ingin agar sang bayi dapat sembuh dan hidup bertumbuh kembang secara normal seperti anak lainnya.

Kini, dua ruas jari telunjuk kanan Edwin hilang berganti balut perban. Gonti dan sang istri hanya bisa pasrah atas kondisi itu. Mereka berharap manajemen rumah sakit menepati janjinya untuk mengobati telunjuk Edwin hingga sembuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com