Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertemuan RS Harapan Bunda dan Ayah Edwin Tertutup bagi Media

Kompas.com - 17/04/2013, 16:46 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur, melarang media massa meliput pertemuan antara manajemen RS dan orangtua pasien Edwin Timothy Sihombing. Mereka menggelar rapat tertutup dan menutup semua akses menuju ruang manajemen RS.

Edwin diduga menjadi korban malapraktik yang dilakukan salah satu dokter RS Harapan Bunda. Bayi itu harus kehilangan separuh jari telunjuk kanannya karena diamputasi oleh dokter setempat.

Gonti Laurel Sihombing, ayah Edwin, mengatakan bahwa ia dan manajemen RS Harapan Bunda akan mengadakan pertemuan terkait nasib bayinya pada Rabu (17/4/2013) sekitar pukul 15.00 WIB. Gonti berupaya agar awak media dapat meliput rapat tersebut. Namun, upaya itu gagal.

"Rekan-rekan, rapat ini tertutup bagi awak media," tulis Gonti dalam status BlackBerry Messenger-nya, Rabu siang.

Setelah pukul 15.00 WIB, akses menuju lantai empat Rumah Sakit Harapan Bunda pun ditutup bagi para wartawan. Di rumah sakit itu terdapat empat akses ke lantai empat, yakni lift utama, lift gedung samping, tangga darurat, dan tangga paviliun. Semua akses itu ditutup bagi para wartawan yang hendak menuju lantai 4. Lift utama dan samping tak bisa mengakses lantai 4, tangga darurat dijaga, sementara tangga paviliun dijaga dan digembok petugas.

"Maaf, Mas, Mbak, kami diperintahkan untuk tidak boleh membiarkan siapa pun naik," ujar salah seorang petugas keamanan berseragam safari biru yang enggan menyebutkan namanya.

Alhasil, wartawan hanya bisa menunggu di lantai tiga, satu lantai di bawah ruangan pertemuan itu digelar. Meski demikian, belum ada kepastian apakah RS Harapan Bunda akan memberikan klarifikasi secara jelas atau tidak terkait nasib yang menimpa bayi malang itu.

Edwin (2,5 bulan) terpaksa kehilangan separuh jari telunjuk kanannya setelah dua ruas jari tersebut dipotong oleh dokter RS Harapan Bunda. Orangtua Edwin menduga kuat ada kesalahan penanganan terhadap bayinya tersebut.

Semula orangtua membawa Edwin datang ke RS itu atas keluhan demam tinggi. Di ruang IGD khusus anak, dokter memberikan sejumlah penanganan pertama, mulai dari cairan infus di punggung tangan kanan, obat antikejang lewat dubur, dan peralatan bantu pernapasan.

Keanehan mulai tampak di hari ketiga perawatan. Jari telunjuk hingga titik infus di tangan kanan Edwin mengalami pembengkakan. Lama-kelamaan, jari itu mengeluarkan nanah hingga tampak membusuk. Kondisi itulah yang berujung pada upaya dokter mengamputasi dua ruas jari telunjuknya menggunakan gunting operasi, tanpa sepengetahuan kedua orangtua bayi.

Kini dua ruas jari telunjuk kanan Edwin hilang berganti balut perban. Gonti dan istrinya hanya bisa pasrah menghadapi kondisi itu. Mereka berharap manajemen rumah sakit menepati janjinya untuk mengobati telunjuk Edwin hingga sembuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com