Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membangun "Eco hotel" Memang Mahal, Tapi Hemat Lebih Banyak!

Kompas.com - 17/04/2013, 21:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah eco-hotel atau hotel ramah lingkungan ibarat investasi di masa depan. Hal tersebut dirasakan pula oleh jaringan operator hotel Tauzia Hotel Management yang mengelola hotel bujet, POP Hotel.

"Hotel POP fokus sekali pada eco-friendly. Untuk POP, memang (perlu) investasi lebih tinggi karena memakai solar panel, shower pod, juga pre-fab panel. Pre-fab panel itu dinding atau fasad hotel POP," kata Corporate Communications Manager Tauzia Hotel Management, Yani Sinulingga kepada Kompas.com, Selasa (16/4/2013).

Penggunaan pre-fab panel dan shower pod yang tinggal pasang, lanjut Yani, akan mempercepat masa pembangunan hotel. Dalam 10 bulan ke depan, hotel ini sudah akan berdiri.

"Saat ini masih dalam operasional, POP hotel sudah bisa menghemat energi sampai 30 persen," ungkap Yani.

Sementara itu, Director of Operations Green Building Council Indonesia (GBCI) Rana Yusuf Nasir mengatakan, jumlah hotel ramah lingkungan saat ini terus bertambah. Hal ini sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan serta mengurangi dampak kerusakan pada lingkungan.

"Ada kriteria yang harus dipenuhi sebuah eco-hotel, yaitu nilai-nilai peletarian dengan melakukan 3R, yaitu reduse, reuse, recycle. Lalu, bangunan yang sehat dan nyaman sehingga membuat tamu pun sehat dan senang, serta hemat energi dan air," jelasnya pada seminar mengenai "Hospitality Investment World Indonesia 2013" beberapa.

Rana menambahkan, sebenarnya setiap eco-hotel mampu menghemat biaya operasional hotel sehingga menaikkan keuntungan. Memang, modal di awal untuk membangun eco-hotel lebih mahal.

"Modal awal memang naik tujuh persen. Tapi, nantinya bisa mengurangi biaya operasional sampai 25 persen," katanya.

Sementara itu, Vice Chairman Rama Hotels & Resorts Bali Nyoman Santiawan, mengatakan bahwa dalam dua tahun hotelnya merasakan pengurangan biaya operasional hotel sejak menjadi eco-hotel.

"Kami menggunakan panel surya, dan itu memang mahal. Kami mengharapkan adanya subsidi dari pemerintah bagi bangunan yang mau menggunakan teknologi ini," katanya.

Nyoman juga menyarankan untuk menggunakan bahan-bahan lokal. Penggunaan bahan lokal akan mengurangi emisi kendaraan.

Sepakat dengan Nyoman, Senior Vice President, Construction - Design & Technical Services, Asia Pasicif Accor, Kingsley Amose, menyarankan agar hotel tak perlu boros dalam penataan ruangan dan penggunaan teknologi.

"Jangan sia-siakan ruangan kosong dan jangan terlalu boros dalam hal teknologi. Konsumsi terbesar terutama di lampu. Padahal, kita bisa memanfaatkan sinar matahari dengan jendela-jendela besar, misalnya," kata Kingsley.

Ia menambahkan, konsumsi air bisa dihemat hingga 55 persen, jika air diolah kembali. Misalnya, lanjut Kingsley, air sisa mandi bisa diolah untuk menyiram tanaman.

"Biasanya tiga sampai empat tahun baru terasa dampak keuntungannya," ungkap Kingsley.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com