RS Harapan Bunda Pertegas Tak Memotong Jari Edwin

JAKARTA, KOMPAS.com — Manajemen Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur, mempertegas bahwa salah satu dokternya tak menggunting jari telunjuk kanan bayi berusia 2,5 bulan bernama Edwin Timothy Sihombing. Penanganan Edwin selama di RS tersebut dianggap telah sesuai dengan prosedur penanganan medis.

"Jari telunjuk kanan bayi Edwin tidak diamputasi, melainkan putus dengan sendirinya," ujar salah satu Direktur RS Harapan Bunda, Edi Suharso, saat dihubungi wartawan, Rabu (17/4/2013).

Meski mengaku tak ada kesalahan prosedur, Edi mengatakan bahwa RS Harapan Bunda tetap bertanggung jawab dengan apa yang terjadi pada pasiennya. Oleh sebab itu, Edi menilai poin kesepakatan antara RS dan orangtua Edwin, yang menyatakan Edwin dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Paviliun Kencana, telah final dan tak bisa digugat.

"Kami sanggup membiayai pengobatan Edwin di RSCM. Ini hasil musyawarah rumah sakit dengan orangtua, bukan permintaan maaf," katanya.

Pertemuan kedua belah pihak yang berlangsung tertutup dari pukul 14.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB tersebut digelar di Lantai IV RS Harapan Bunda dengan dihadiri lengkap oleh orangtua Edwin dan kuasa hukum, tiga orang direktur RSHB beserta staf dan dua pengacara, dua orang dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dan tiga orang dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Edwin Timothy Sihombing adalah bayi berusia 2,5 bulan yang diduga menjadi korban malapraktik. Separuh jari telunjuk kanannya diamputasi oleh dokter Zainal Abidin di RS Harapan Bunda. Orangtua pun menuntut rumah sakit untuk merawat bayinya hingga sembuh total.