Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wahyu Tewas di Tengah Perang Antargeng

Kompas.com - 19/04/2013, 18:54 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Budaya kekerasan pada kaum muda di Indonesia belum hilang. Kasus di Jakarta Timur, Minggu (14/4/2013) dini hari lalu, menunjukkan hal itu. Seorang pelajar kelas X salah satu SMK swasta di Cakung, yang bernama Jani Wahyu Sugiarto, tewas dalam perang antargeng.

Kepala Subbagian Humas Polres Metro Jakarta Timur Komisaris Didik Haryadi mengatakan, geng yang berperang pada malam Minggu itu adalah geng Serdadu dan Rawa Badung. Lokasi adu senjata kedua geng berada di depan Kantor Kelurahan Penggilingan, Cakung.

Dari 17 orang yang terdiri atas kedua kelompok remaja tanggung yang diperiksa sebagai saksi, polisi menetapkan satu orang menjadi tersangka, yakni NG alias Epeng (17). Adapun dua pelaku lain ditetapkan menjadi buron, yakni Agus alias Keling dan Junet. Agus disebut pelaku utama.

Epeng, anggota geng Serdadu, mengatakan, kelompoknya dan Rawa Badung saling bermusuhan satu sama lain. Entah apa sebabnya, secara turun-temurun, kedua geng kerap berselisih.

Pada Sabtu (13/4/2013) malam, perselisihan itu memuncak. Salah seorang anggota geng Rawa Badung melempar batu ke tempat nongkrong para anggota Serdadu. "Mereka nimpuk kita duluan pakai batu pas lagi nongkrong, kena teman saya. Makanya marah nyamperin mereka," kata Epen saat dikeluarkan sementara dari tahanan Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur, Jumat (19/4/2013) siang.

Selama jeda pelemparan batu hingga berujung bentrok berdarah tersebut, Junet sempat pulang untuk mengambil sejumlah senjata tajam untuk perang. Salah satu senjata tajam yang diambil Junet adalah arit, yang kemudian diambil oleh Agus. Setelah kedua geng itu siap, peperangan dimulai.

"Anak-anak Serdadu ada sekitar 50 orangan, kalau mereka sekitar 30 orang," kata Epeng.

Jumlah yang tidak seimbang itu membuat geng Rawa Badung terpukul mundur. Nahas, Wahyu dikepung oleh Epeng dan kawan-kawan dan menjadi sasaran pengeroyokan. Epeng menarik baju korban sambil melayangkan tinjunya berkali-kali. Junet pun sempat mengayunkan senjata tajam ke korban, tetapi korban berhasil menghindar. Junet pun menyuruh Agus mengejar korban dan arit Agus akhirnya melumpuhkan siswa SMK itu.

"Si Agus yang bacok. Setelah tahu ada orang yang kebacok, kita kabur semua," ujar Epeng.

Akibat kejadian itu, Wahyu mengalami luka bacok di paha, pinggang, dan punggungnya. Wahyu sempat berjalan terhuyung-huyung sejauh 50 meter dari tempat ia dibacok, tetapi akhirnya terjatuh di jalan dan tewas dalam kondisi mengenaskan. Jenazah Wahyu dibawa ke Rumah Sakit Islam Pondok Kopi, sementara polisi memberitahukan hal tersebut kepada keluarganya.

Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Cakung Ajun Komisaris Baralibra Sagita mengungkapkan, Junet dan Agus telah masuk ke dalam daftar pencarian orang atau buron. Ia berjanji akan menyelidiki kasus itu hingga pelaku ditangkap.

Selain itu, polisi juga berjaga-jaga untuk mengantisipasi serangan balasan dari kelompok korban. Kini Epeng ditahan di tahanan Mapolres Metro Jakarta Timur karena masih anak di bawah umur. Namun, ia tetap diancam Pasal 170 KUHP ayat (1) dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com