Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membela Ibu, Adik Bacok Kakak

Kompas.com - 20/04/2013, 03:14 WIB

Sb (40) di mata warga RT 009 RW 008, Jalan Menteng Jaya, Jakarta Pusat, dikenal sebagai seorang yang pendiam dan sayang terhadap keluarganya.

Namun, pada Jumat (19/4) sekitar pukul 09.00, pria lajang ini tiba-tiba bertindak brutal. Dia membacok kakak kandungnya, Tr (50), dengan sebuah parang.

Akibat tindakan itu, kedua tangan Tr dan kaki kanannya terluka. Sementara itu Sb langsung melarikan diri.

Masalah ini bermula dari percekcokan antara Tr dan ibunya, Sukiyah (76).

Kepada Kompas, Sukiyah mengisahkan bahwa kejadian itu bermula dari masalah sepele. Awalnya, Tr memasak air di rice cooker untuk membuat kopi. Dikarenakan kurang teliti, Tr lupa menekan tombol untuk menghidupkan rice cooker tersebut.

Sukiyah yang melihat itu secara refleks segera menekan tombol tersebut. Tr yang merasa sudah menekan tombol, kemudian marah-marah dan menyalahkan ibunya.

Sukiyah, yang saat itu sedang sakit, akhirnya memilih masuk ke kamar untuk beristirahat. Namun, Tr yang masih diliputi kemarahan terus memburu dan menendang pintu kamar Sukiyah.

”Dia kesal karena merasa sudah menekan tombol untuk menyalakan rice cooker. Padahal, air belum mendidih makanya saya pencet lagi tombol itu. Namun, dia malah marah dan menendang pintu,” papar Sukiyah. Di dalam kamar itu, ada pula salah seorang cucu Sukiyah yang masih berumur satu tahun.

Sb yang melihat perlakuan kasar Tr terhadap Sukiyah spontan menghampiri Tr.

Keduanya lalu terlibat pertengkaran hebat. Awalnya, keduanya saling pukul-memukul dengan menggunakan kipas angin dan gagang sapu. Pertengkaran lalu berlanjut di luar karena Tr lari. Sb yang kemudian mengambil sebuah parang lalu mengejar dan membacok Tr.

Menurut Sukiyah, Sb memang selalu membela dirinya. Beberapa tahun yang lalu, Sukiyah mengaku juga pernah ditendang oleh Tr hingga jatuh.

”Tr itu suka marah-marah, tetapi Sb malah suka menolong saya,” ujar Sukiyah.

Sukiyah merasa bahwa Tr memang sering mengamuk, terutama ketika tidak ada uang. Tr berprofesi sebagai penjual barang-barang bekas. Sementara itu, Sb adalah anak penurut.

Hubungan antara Tr dan Sb juga tidak harmonis. Keduanya jarang berbicara satu sama lain meskipun tinggal bersama.

Kendati demikian, pertengkaran hebat baru kali ini terjadi. ”Saya sedih lihat anak berdarah-darah, tetapi mau gimana lagi. Dia (Tr) memang salah,” ucap Sukiyah.

Rohani (53), tetangga yang rumahnya terletak tepat di depan rumah Sukiyah, membenarkan bahwa Tr memang sering memarahi ibunya. ”Kalau sudah begitu, saya suruh mbah Sukiyah mengungsi ke rumah saya daripada tinggal di dalam situ,” ujar Rohani.

Saat ditemui di Kantor Kepolisian Sektor Metro Menteng, Tr yang luka-lukanya sudah diperban mengungkapkan, akar masalah ini diakibatkan mereka bertiga. ”Saya, kan, masak air, terus ribut sama ibu. Adik saya keluar, lalu kami bertengkar,” ucapnya.

Menurut petugas Sentra Pelayanan Polsek Metro Menteng, Aiptu Iteng Waluyo, Tr ingin menyelesaikan ini secara kekeluargaan. ”Ini, kan, masalah keluarga, jadi memang tidak ada laporan tertulis ke polisi,” ujar Iteng. (K06/*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com