Polisi Diminta Usut Kekerasan terhadap Pedagang Stasiun Pasar Minggu

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi diminta mengusut tindak kekerasan yang dilakukan petugas keamanan PT Kereta Api Indonesia (KAI) terhadap para pedagang di Stasiun Pasar Minggu saat melakukan penertiban, Kamis (18/4/2013). Akibat kekerasan itu, sejumlah pedagang mengalami luka ringan hingga serius.

"Kami melaporkan tidak kekerasan dalam proses penggusuran paksa yang sewenang-wenang dan melanggar hukum," kata kuasa hukum para pedangan dari LBH Jakarta, Sidik, kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Sabtu (20/4/2013).

LBH Jakarta membuat laporan kasus kekerasan itu di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polda Metro Jaya, Sabtu siang. Terlapor dalam kasus tersebut adalah petugas keamanan dalam stasiun Pasar Minggu dan juga Polsuska PT KAI. 

"Hari ini ada dua korban yang melaporkan dengan pasal 352 KUHP penganiayaan ringan dan 170 KUHP untuk perusakan kios. Hari Senin (22/4/2013), nanti kami akan membawa korban luka berat. Mereka tidak bisa datang karena tidak bisa keluar rumah menjalankan aktivitas sehari-hari. Ada yang tangannya patah dan luka bocor di kepala," ujar Sidik, sambil menunjukan beberapa foto korban.

Selain itu, LBH juga meminta kepolisian mengusut dugaan pembiaran tindak kekerasan yang dilakukan aparat polisi di lapangan. "Kami minta polisi dalam hal ini Polda Metro Jaya mengusut kasus ini, sehingga pelaku kekerasan dilapangan dapat ditangkap dan di tahan. Kami juga menuntut Kapolri atau Kapolda agar menegur dan memberikan saksi terhadap setiap aparat kepolisian yang mengetahui tindak pidana di lapangan, tapi membiarkannya," kata Sidik.

Sebelumnya, penertiban kios dan lapak pedagang dilakukan pihak PT KAI pada Kamis kemarin berlangsung ricuh. Aksi dorong-dorongan terjadi saat berlangsungnya penertiban kios tersebut. Setidaknya 89 lapak dan kios dibongkar dalam penertiban yang terjadi di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Beberapa pedagang disebut mengalami aksi kekerasan dari petugas PKD dan Polsuska saat berlangsungnya penertiban.