Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: JLNT Malah Bikin Macet

Kompas.com - 22/04/2013, 13:19 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pembangunan Jalan Layang Non-Tol (JLNT) dinilai Basuki Tjahaja Purnama bukan sebagai salah satu solusi masalah kemacetan di Jakarta. Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mencontohkan JLNT Antasari yang malah membuat kemacetan.

"Jalan Layang Non-Tol (JLNT) Antasari-Blok M saja jadi macet, kan? Di Korea Selatan malah dibongkar karena jalan layang bukan jadi solusi kemacetan," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (22/4/2013).

Untuk kelanjutan pembangunan JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang, Basuki mengatakan, Pemprov DKI akan meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk mengaudit penggunaan anggaran proyek JLNT tersebut.

Audit itu, kata dia, untuk mengetahui indikasi wanprestasi dalam proyek tersebut. Jika diteruskan, akan dilakukan tender ulang atau mekanisme lainnya. 

"Kenapa proyek ini tidak selesai pada masa anggaran tahun lalu? Kalau diteruskan tapi ternyata menyalahi aturan, siapa yang mau tanggung jawab? Kasihan Pak Gubernur. Untuk itu, sekarang harus dihentikan pengerjaannya sambil melihat hasil auditnya," kata Basuki.

Menurut Basuki, dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2013, Pemprov DKI tak memasukkan anggaran untuk pendanaan kelanjutan pembangunan jalan layang tersebut. Hasil audit BPK dan BPKP akan digunakan untuk mengambil keputusan, apakah proyek ini dapat dilanjutkan atau tidak.

Awalnya, pembangunan jalan layang tersebut ditargetkan selesai akhir tahun 2012. Namun, penyelesaiannya molor.

Ada tiga paket dalam pengerjaan JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang, yaitu paket Casablanca, paket Prof Dr Satrio, dan paket Mas Mansyur. Di antara ketiga paket itu, masih ada satu paket yang masih dalam pengerjaan, yaitu paket Mas Mansyur.

JLNT ini direncanakan akan selesai pada pertengahan tahun ini. Berdasarkan desain awal, JLNT ini memiliki dua pilar di kiri kanan Jalan Prof Dr Satrio. Namun, karena ada pipa air baku, desain berubah dari dua jalur arah timur dan barat disatukan, di sisi kanan Jalan Satrio.

Hal itulah yang membuat pembangunan di daerah persimpangan Jalan Sudirman itu lebih lambat dibandingkan area pekerjaan lainnya. Sementara itu, di Jalan Prof Dr Satrio, sudah tidak ada pekerjaan apa pun. Anggaran proyek JLNT ini menghabiskan sekitar Rp 840 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com