JAKARTA, KOMPAS.com — Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Begitulah istilah yang diutarakan oleh buruh atas keadaan mereka sekarang. Meski mereka telah mendapatkan kenaikan upah, tampaknya hal tersebut tidak ada artinya jika upah tersebut ditangguhkan dan harga BBM harus naik.
"Pertama, upah ditangguhkan. Kedua, kalau BBM jadi naik, ini namanya sudah jatuh tertimpa tangga. Tambah lagi beton, mati dah," kata Musrianto, Ketua Departemen Hukum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), saat konferensi pers di Sekretariat Kasbi, Jalan Cipinang Kebembem, Pisangan, Jakarta Timur, Senin (29/4/2013).
Para buruh yang tergabung dalam KASBI mengadakan konferensi pers dalam rangka persiapan menyambut Hari Buruh yang jatuh pada tanggal 1 Mei, atau yang sering disebut dengan May Day. Selain menolak kenaikan BBM, ada tiga tuntutan lain yang mereka ajukan, yakni pertama, penolakan terhadap outsourcing dan sistem kerja kontrak; kedua, penolakan terhadap politik upah murah dan menuntut Upah Layak Nasional; dan ketiga, persoalan Union Busting (Pemberangusan Serikat Buruh), kriminalisasi, dan premanisme yang dilakukan untuk menghadapi gejolak perlawanan kaum buruh.
Buruh yang tergabung dalam KASBI akan mengerahkan lebih kurang 10.000 orang untuk turun ke jalan pada 1 Mei dan menyampaikan aspirasi mereka.
Ketua Umum KASBI Nining Elitos mengatakan, KASBI di Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan sekitarnya akan melakukan longmarch (jalan kaki bersama-sama) dari Batu Ceper Tangerang menuju Istana Negara, dan massa anggota KASBI akan berkumpul di Grogol.
Hari Peringatan Buruh, menurut Nining, adalah momentum peringatan atas perjuangan para pejuang buruh di masa lalu dalam merebut hak atas kesejahteraan, yaitu hak 8 jam kerja, 8 jam istirahat, dan 8 jam rekreasi.
Berita terkait, baca:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.