Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/04/2013, 15:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan lalu lintas menjadi penyumbang beban penyakit nomor 3 tertinggi di Indonesia, setelah penyakit stroke dan tuberkulosis. Perilaku berkendara yang tidak tertib serta kondisi mesin yang kurang baik diduga menjadi penyebab tingginya angka kecelakaan.

Data dari Polda Metro Jaya menunjukkan, sepanjang tahun 2012 terdapat 7.817 kasus kecelakaan dengan jumlah korban meninggal sebanyak 901 orang dan ribuan korban luka ringan dan berat. Total kerugian akibat kecelakaan diperkirakan melebih 21 miliar rupiah.

Di Jakarta, setiap bulannya tercatat ada 300 kasus kecelakaan di jalur busway yang mengakibatkan 60 korban meninggal.

Data ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat kecelakaan tertinggi dibanding negara dengan tingkat pertumbuhan dan stabilitas setara seperti Thailand dan Filipina.

"Boleh dibilang orang Indonesia terlalu menganggap enteng nyawa," kata dr.Soewarta Kosen, peneliti dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Kesehatan.

Hal itu ia sampaikan dalam acara seminar Hasil Studi Beban Penyakit, Trauma, dan Faktor Risiko di Indonesia tahun 2010: Tingkat dan Kecenderungan di Kantor Kemenkes, Jakarta, Selasa (30/4/13).

Soewarta menambahkan, korban kecelakaan lalu lintas paling banyak adalah orang berusia produktif. "Padahal mereka adalah pelaku utama roda ekonomi negara. Bila dibiarkan bukan tidak mungkin Indonesia mengalami kemunduran," katanya.

Perubahan perilaku menjadi kunci untuk mengurangi angka kecelakaan. Meski begitu berkendara dengan benar dan patuh saja belum cukup. Para pengendara disarankan untuk memakai sabuk keselamatan, helm, dan memastikan kendaraan dalam kondisi prima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com