Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Investasi Bodong Tergiur Untung 80 Kali Lipat

Kompas.com - 02/05/2013, 19:03 WIB
Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim

Penulis

KEDIRI, KOMPAS.com — Hasil penyelidikan polisi terhadap dugaan penipuan berkedok investasi yang melibatkan puluhan korban dengan kerugian hingga miliaran rupiah yang terjadi di Kota Kediri, Jawa Timur, adalah modus penggandaan uang. Kepala Sub-bagian Humas Polres Kediri Kota AKP Surono mengatakan, dugaan itu berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap 30 pelapor yang telah mendatangi mapolres kemarin.

"Rata-rata dijanjikan uangnya akan kembali 70 sampai 80 kali lipat, tapi ternyata tidak kunjung terealisasi, akhirnya mereka mendatangi kepolisian," kata AKP Surono, Kamis (2/5/2013).

Saat ini, Surono menambahkan, pihaknya juga telah memeriksa YNS yang dikenal sebagai paranormal serta dua orang lainnya, yaitu A dan AM yang menjadi terlapor. Dalam kasus ini, mereka bertiga diduga sebagai koordinator atau pengumpul uang yang akan digandakan itu.

"Tapi setelah kita lakukan mediasi, terlapor mengaku sanggup menyelesaikan secara kekeluargaan dan mengembalikan uang pelapor. Untuk realisasi pengembalian, masih dalam pembicaraan," katanya.

Terkait dugaan keterlibatan seorang pemilik padepokan di Probolinggo yang santer disebut oleh para korbannya, kepolisian belum menindaklanjutinya. Surono mengatakan masih fokus dan akan mendalami kasus yang terjadi di Kediri dahulu.

Sebelumnya diberitakan, puluhan warga Kediri mendatangi mapolres setempat untuk melaporkan dugaan penipuan investasi yang mereka alami, Rabu (1/5/2013). Mereka telah menyetor uang modal yang jumlahnya bervariasi antara Rp 3 juta hingga Rp 100 juta. Karena tidak kunjung menikmati hasil pengembalian modal sebagaimana dijanjikan, mereka akhirnya memperkarakan kasus ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com