Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Warga Menolak Jalur Layang MRT

Kompas.com - 02/05/2013, 23:01 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah warga Jakarta Selatan yang tergabung dalam Masyarakat Peduli MRT menolak pembangunan jalur layang untuk mass rapid transit yang melalui kawasan permukiman mereka. Proyek itu dianggap akan merusak tatanan kota di sana.

Koordinator Masyarakat Peduli MRT Rudi Daniel menilai, sangat tidak logis menempatkan jalur layang di kawasan Jalan Sisingamangaraja hingga Fatmawati karena secara fisik lahannya sempit. "Coba kita lihat di Kampung Bandan, Hayam Wuruk, dan Gajah Mada, lahan di sana lebih lebar. Kenapa tidak di sana saja yang dibangun layang? Lahan di Sisingamangaraja sampai Fatmawati, kita semua tahu sempit, kan. Kita pakai akal sehat sajalah," kata Rudi saat dihubungi, Kamis (2/5/2013) petang.

Selain itu, Rudi berpendapat bahwa jika dibangun jalur layang, pembangunan MRT akan mengorbankan ribuan pohon yang ada di sepanjang jalan tersebut. Menurutnya, jangan sampai kerindangan wilayah Jakarta Selatan dikorbankan demi proyek tersebut.

"Jika dibangun layang, artinya lahan di kanan dan kirinya akan digusur. Jakarta Selatan ini kita tahu kan paling rindang, hijau, dan tertata, masak harus dirusak. Lebih baik teruskan saja jalur bawah tanahnya, kenapa harus tiba-tiba di Al Azhar (Sisingamangaraja) naik ke atas," katanya.

Rudi kembali menegaskan bahwa mereka menolak jika dikatakan antipembangunan MRT. Mereka mendukung pembangunan MRT, tetapi yang mereka inginkan adalah MRT berkonsep underground atau bawah tanah. "Saya tegaskan kami dukung MRT, tapi bawah tanah karena Jalan Fatmawati, Pasar Blok A, Cipete, dan Sisingamangaraja itu kan lahannya kecil dan sempit, sangat tidak mungkin jika dibangun layang," kata Rudi.

Penolakan warga terhadap rencana pembangunan jalur layang MRT itu antara lain diwujudkan dengan pemasangan spanduk-spanduk di jalan yang akan dilalui jalur MRT. Dalam spanduk itu, antara lain warga mengeluhkan keberadaan tiang dan kolong MRT yang dianggap sebagai tempat yang rawan menimbulkan aksi kejahatan dan pembuangan sampah.

Proyek MRT diperkirakan akan menghabiskan dana sekitar Rp 12,5 triliun. Nantinya jalur MRT akan terdiri dari jalur layang dan bawah tanah. Untuk jalur layang adalah rute yang menghubungkan Lebak Bulus-Sisingamangaraja, sedangkan rute bawah tanah yaitu Sisingamangaraja-Kampung Bandan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com