Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagi PKL Fatmawati, MRT Adalah Ancaman

Kompas.com - 04/05/2013, 19:07 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penolakan terhadap pembangunan jalur layang transportasi cepat massal atau MRT tidak hanya dinyatakan oleh sejumlah warga di Jakarta Selatan. Beberapa pedagang kaki lima (PKL) dan juru parkir di sepanjang Jalan Lebak Bulus-Sisingamangaraja juga menolak pembangunan MRT, bahkan dengan alasan pun.

Kiki, salah satu pedagang, mengatakan, pembangunan jalur MRT ini akan menghilangkan mata pencahariannya sebagai pedagang di tepi Jalan Fatmawati. Entah dibangun dengan jalur layang atau di bawah tanah, menurut Kiki, proyek MRT akan mengorbankan para pedagang di jalan tersebut.

"Mau di atas atau di bawah, sama saja. Saya tetap akan kena gusur-gusur juga nantinya," kata pedagang martabak tersebut.

Senada dengan Kiki, Purwadi yang menjadi juru parkir di depan Pasar Blok A, Jakarta Selatan, juga mengkhawatirkan hal serupa. Menurutnya, pembangunan MRT itu akan akan memakan bahu jalan. Dengan begitu, pendapatan Purwadi sebagai juru parkir di trotoar samping Pasar Blok A akan terganggu.

Pria kelahiran Wangon, Jawa Tengah, 56 tahun silam itu mengaku sudah dua tahun menjadi juru parkir di sekitar Pasar Blok A. Ia sama sekali tidak mendukung proyek MRT. "Itu kemarin demo, kayak tidak tahu pemerintah saja. Sekali hitam, ya hitam. Kita kalahnya dengan ini sih," kata Purwadi seraya menunjukkan uang hasil parkir.

Berbeda dari para pedagang itu, sejumlah warga Jakarta Selatan yang tergabung dalam Masyarakat Peduli MRT hanya menolak pembangunan jalur layang MRT pada ruas Lebak Bulus-Sisingamangaraja. Mereka mendesak agar MRT di ruas tersebut dibangun di bawah tanah, seperti pada ruas Sisingamangaraja-Bundaran Hotel Indonesia. Masyarakat Peduli MRT menilai pembangunan jalur layang akan merusak tatanan kota di daerah itu.

Proyek MRT diperkirakan akan menghabiskan dana sekitar Rp 12,5 triliun. Nantinya jalur MRT akan terdiri dari jalur layang dan bawah tanah. Jalur layang berada pada rute yang menghubungkan Lebak Bulus-Sisingamangaraja, sedangkan rute bawah tanah dimulai dari Sisingamangaraja hingga Kampung Bandan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com