Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenaskan, Suasana di dalam Pabrik Kuali Tangerang

Kompas.com - 05/05/2013, 18:14 WIB
Lasti Kurnia

Penulis

Bangunan kedua adalah satu unit bangunan dua lantai yang digunakan untuk menyimpan kuali yang sudah jadi.

Masing-masing lantai terdapat tiga buah ruangan yang penuh dengan kuali. Lantai satu tampak sangat kotor penuh dengan gunungan potongan kertas timah.

Lantai dua digunakan untuk mengemas kuali yang sudah siap kirim. Sejumlah kuali telah tertumpuk rapi dan dikemas; ditempel label dan dibungkus  plastik.

Tampaknya pabrik kuali ini tidak memproduksi satu merek saja. Ini terlihat dari empat jenis merek yang disiapkan untuk dipasang pada kuali.

Yaitu merek Tiga Bintang Super, Arwana, Banteng, dan Jerapah. Bangunan ketiga adalah tempat membentuk dan mengikir kuali yang bersebelahan dengan area bongkar muat.

Area bongkar muat berada di luar bangunan berupa pelataran semen yang kira-kira muat untuk parkir dua hingga tiga buah kendaraan seperti truk atau mobil bak belakang.

Potongan kayu, tumpukan karung, sisa potongan dari mengikir kuali berserakan dimana mana. Galon air mineral, jam dinding, dan papan berisi daftar target produksi juga dipasang di dalam ruangan.

Dinding ruangan yang bersebelahan dengan rumah mewah milik Yuki, bolong. Hanya dibatasi oleh parit yang dipenuhi air limbah dan sebuah titian kayu untuk menyeberang ke area belakang rumah mewah milik Yuki Irawan.

Tembok bolong tersebut menjadi akses penghubung antara rumah mewah Yuki, sang pemilik pabrik kuali dengan area pabrik.

Di belakang rumah mewah Yuki, terdapat satu unit bangunan kecil yang digunakan sebagai tempat menyekap 30 orang lebih pekerja yang diperlakukana bak budak.

Suasana di setiap ruangan nyaris sama yakni  kotor dan berdebu. Langit-langit dipenuhi sarang laba-laba yang sudah menghitam.

Sampah, tumpukan kayu, karung-karung tanah, potongan kertas timah,berserakan di sejumlah sudut hingga bagian depan bangunan pabrik.

Ini sangat kontras dengan suasana bangunan rumah mewah milik Yuki yang tepat besanding di sebelahnya.

Yang paling mengenaskan adalah saat menapaki ruangan-ruangan gelap yang penuh dengan nyamuk. Juga menemukan sejumlah tulisan di dinding yang secara tidak langsung menceritakan penderitaan para pekerja.

Tulisan-tulisan itu tersebar di sejumlah sudut bangunan, antara lain ; "Sekawan sehidup semati", "Haruskah takut", "Budak budak", dan "Sing sabar ya".

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com