Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

25 Orang Masih Diburu

Kompas.com - 06/05/2013, 03:27 WIB

Medan, Kompas - Sebanyak 29 imigran gelap yang ditahan di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Medan, Sumatera Utara, kabur. Hingga Minggu (5/5), baru empat orang di antaranya yang ditangkap kembali. Rudenim Medan minta bantuan Kantor Imigrasi Sumut dan Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk ikut menangani pelarian imigran gelap itu.

Tahanan yang kabur itu berasal dari Sri Lanka, Myanmar (Rohingya), Iran, Afganistan, dan Banglades. Mereka adalah pencari suaka yang lari dari negaranya karena konflik. Para imigran gelap itu sudah menghuni Rudenim Medan antara enam bulan dan satu tahun.

Pelaksana Harian Kepala Rudenim Medan Yusup Umardani, Minggu, mengatakan, baru empat tahanan yang ditangkap kembali. Untuk penanganan 25 orang lain yang masih kabur, ia minta bantuan Kantor Imigrasi Sumut dan Ditjen Imigrasi, serta bekerja sama dengan Polres Pelabuhan Belawan.

Namun, Kepala Polres Pelabuhan Belawan Ajun Komisaris Besar Endro Kiswanto menuturkan, ia belum pernah mendapat laporan tertulis mengenai tahanan Rudenim yang kabur.

”Laporan hanya lisan. Anggota Polres Pelabuhan Belawan banyak yang ikut mencari tahanan,” ujar Kepala Seksi Registrasi Rudenim Medan Rida Agustian.

Jebol terali besi

Rida mengemukakan, tahanan itu kabur pada Jumat dini hari lalu. Mereka menjebol terali besi yang memagari tempat olahraga di lantai dua Rudenim Medan yang terletak di Belawan ini. Mereka kabur melalui lorong di samping bangunan Rudenim.

Saat itu, lanjut Rida, terdapat tiga penjaga di pintu tengah antara kantor dan ruang tahanan. ”Saat itu penjaga tertidur sehingga mereka tidak melihat tahanan kabur,” ujarnya.

Petugas menyadari ada tahanan kabur pada Sabtu. Petugas Rudenim berupaya mencari dan menemukan seorang tahanan di Dermaga Ujung Baru Pelabuhan Samudera Belawan. Tiga lainnya ditangkap di tempat pemberhentian taksi di Pelabuhan Samudera Belawan.

Yusup menjelaskan, penjagaan di Rudenim Medan memang berkurang. Rudenim Medan sempat mendapat bantuan penjagaan dari polisi sejak kasus bentrokan yang menewaskan delapan warga Myanmar pada awal April lalu. Bantuan penjagaan itu berakhir pekan lalu. Mereka tak bisa dideportasi. (mhf)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com