Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Oknum Aparat Sering Dapat Uang Bensin dari Bos Perbudakan

Kompas.com - 06/05/2013, 20:32 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dua oknum anggota Polisi dan TNI berinisial HS (bukan AS seperti diberitakan) dan S diketahui sering menerima uang bensin dari tersangka kasus perbudakan di Tangerang.

Keduanya diketahui dekat dengan tersangka YI (41), bos pabrik wajan yang berlokasi di Kampung Bayur Opak RT 03 RW 06, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Tangerang.

Hal itu terjadi apabila kedua oknum itu datang ke tempat tersangka lantaran keduanya memiliki hubungan pertemanan dengan tersangka.

"Saya konfirmasikan kepada tersangka (YI), kalau mereka (oknum) sering datang dan dikasih uang bensin," kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Senin (6/5/2013).

Rikwanto mengatakan, oknum Polisi dan TNI itu, menurut pengakuan YI, biasa datang setengah bulan atau sebulan sekali ke tempat tersangka. Hubungan antar-mereka, lanjut Rikwanto, terjalin sebelum kedua oknum tersebut menjadi aparat sehingga mereka memang memiliki hubungan pertemanan yang dekat.

Mengenai adanya buruh yang menyebut kedua oknum tersebut sebagai beking, Rikwanto mengatakan bahwa pihaknya berencana memanggil kedua oknum itu untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi.

"Kalau persepsi buruh itu adalah beking, boleh-boleh saja. Tetap kita akan panggil yang bersangkutan, mudah-mudahan minggu depan, kita akan lakukan pemeriksaan," ujar Rikwanto.

Sebelumnya, Kepolisian bersama Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) membebaskan penyekapan sekitar 30 buruh pabrik tersebut pada Jumat (3/5/2013) sore.

Kasus perbudakan itu sendiri tercium setelah dua buruh, yakni Andi (19) dan Junaedi (20), berhasil kabur. Keduanya mengaku diperlakukan tak manusiawi oleh pemilik pabrik.

Mereka harus bekerja dari pukul 06.00 WIB sampai tengah malam dengan hanya diberi dua kali makan. Bahkan, mereka tak diberi gaji. Selain itu, mereka harus tinggal dalam kondisi ruangan yang gelap, pengap, dan kotor. Mereka juga mengalami sejumlah penganiayaan dan ancaman dari para mandor tersangka YI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com