Ia memaparkan, dengan KRL ekonomi, ia hanya mengeluarkan Rp 6.500 sekali jalan untuk berangkat kerja. Uang Rp 6.500 itu digunakan untuk membeli tiket kereta, ongkos bus dari Kebayoran Lama ke Blok M Rp 2.000 dan parkir motor di Stasiun Sudimara Rp 3.000.
”Kalau naik commuter line dengan harga tiket Rp 8.000, berarti saya harus mengeluarkan
Fathur menambahkan, jika alasannya adalah soal kondisi kereta, PT KAI seharusnya bukan menghapus keberadaan KRL ekonomi, melainkan mengganti kereta dengan yang lebih baik.
”Ini jangan jadi alasan saja untuk menghapus kereta ekonomi. Kalau sudah tidak layak, seharusnya diperbaiki atau diganti, tetapi jenisnya tetap KRL ekonomi. Jadi bukan dihapus,” ujarnya.
Keberatan yang sama disampaikan Nuning, warga Jombang. Menurut dia, naik KRL commuter line pun pelayanannya tidak serta-merta lebih baik. Selama ini, KRL commuter line juga sering kali penuh disesaki penumpang sehingga sama sekali tidak nyaman.