Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/05/2013, 15:57 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah pelaku usaha di kawasan Pasar Blok A, Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, dengan tegas menolak pembangunan jalur layang transportasi cepat massal atau MRT yang melewati tempat usaha mereka.

Menurut mereka, jalur layang MRT itu akan memakan lahan parkir di depan toko mereka dan ini berpengaruh terhadap jumlah pengunjung toko. Selain itu, mereka menilai hingga kini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum pernah melakukan sosialisasi kepada mereka terkait proyek itu, terutama pada ruas Lebak Bulus hingga Sisingamangaraja.

"Kalau dibangun, nantinya di sini enggak ada parkiran, jumlah orang yang datang pasti akan berkurang. Saya buka usaha di sini sudah sejak tahun 1980," kata Yossefine, pemilik toko pompa air Injaya di depan Pasar Blok A, Selasa (7/5/2013).

Hal senada juga disampaikan Anthony, pemilik toko emas Mustika di lantai atas Pasar Blok A. Menurut dia, sejak era Gubernur Fauzi Bowo hingga Joko Widodo, belum pernah ada sosialisasi yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta terhadap mereka terkait jalur layang MRT yang akan melewati permukiman di sana.

"Saya enggak mendukung MRT layang karena belum pernah ada sosialisasi sejak era Fauzi Bowi sampai sekarang," ujarnya.

Adapun Tabrani, pemilik toko kelontong Vinessia di lantai bawah Pasar Blok A, berpendapat, jalur layang MRT hanya akan mematikan usaha warga seperti terjadi pada para pedagang di sepanjang Jalan Antasari dan Prapanca yang dilalui oleh jalan layang nontol Blok M-Cipete.

"Contoh enggak usah jauh-jauh, coba lihat yang usahanya di bawah jalan layang Antasari itu. Sekarang usaha mereka sepi. Kalau MRT layang ini terbangun, nasib kami mungkin akan seperti mereka," kata Tabrani, yang berdagang di Pasar Blok A sejak 1992.

Pembangunan tahap pertama MRT dilakukan sepanjang Lebak Bulus di Jakarta Selatan hingga Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Proyek ini terdiri dari dua jenis konstruksi, yakni jalur bawah tanah (underground) dari Bundaran HI hingga Jalan Sisingamangaraja dan jalur layang (elevated) mulai dari Jalan Sisingamangaraja hingga Lebak Bulus. Warga yang menolak pembangunan jalur layang berpendapat, jalur MRT layang akan merusak tatanan kota dan menggusur lahan usaha atau permukiman.

Baca berita terkait dalam topik:
MRT Jakarta
Gebrakan Jokowi-Basuki

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com