Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Monorel Mandek

Kompas.com - 08/05/2013, 04:04 WIB

Jakarta, Kompas - Proyek monorel di Kota Jakarta masih mandek. PT Jakarta Monorel, pemegang hak proyek, masih menunggu payung hukum perubahan struktur direksi dan pemilik saham perusahaan. Belum jelas kapan proyek yang terhenti di tahun 2007 itu kembali berjalan.

Direktur PT Jakarta Monorel (JM) Sukmawati Syukur menampik adanya persoalan serius yang mengganjal pengerjaan proyek. Menurut dia, secara teknis PT JM siap mengerjakan proyek ini. Namun karena ada perubahan struktur direksi dan pemegang saham, PT JM memerlukan payung hukum dengan tanda tangan gubernur DKI Jakarta.

PT JM sudah mengajukan perubahan struktur tersebut ke gubernur agar segera mendapatkan payung hukum.

”Kami menunggu sampai ada payung hukumnya. Sampai kapan, saya tidak tahu. Kami siap kapan saja,” kata Sukmawati.

Sebelumnya, PT JM merupakan konsorsium perusahaan yang di dalamnya terdapat BUMN PT Adhi Karya. Saat ini, Adhi Karya tidak terlibat di dalamnya, dan mengerjakan proyek monorel di Bekasi-Cawang, Cawang-Cibubur, dan Cawang-Kuningan.

Saat ini, di dalam PT JM bergabung Ortus Grup sebagai penyandang dana proyek. Beberapa pemimpin direksi PT JM juga berubah. Oleh karena itu, menurut Sukmawati, tidak mungkin proyek dijalankan tanpa ada payung hukum perubahan direksi dan pemegang saham.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, secara terpisah, menyatakan, dirinya tidak ingin proyek monorel di dalam kota Jakarta terbengkalai lama. ”Saya tak mau lama-lama. Saya ingin tiga tahun selesai dibangun,” ujarnya.

Meskipun demikian, menurut Jokowi, masih ada persoalan yang belum diselesaikan PT JM.

”PT JM belum memberikan dokumen yang saya minta. Saya akan panggil pimpinan PT JM besok (Rabu, 8/5),” kata Jokowi di Balaikota Jakarta, kemarin.

Akan tetapi, Jokowi tidak menjelaskan dokumen yang dimaksud. Dia hanya menjelaskan persoalan itu merupakan masalah Pemerintah Provinsi DKI dengan PT JM yang menyangkut rekomendasi pemerintah pusat.

Jokowi merespons positif peluncuran produk contoh monorel Bekasi-Cawang oleh konsorsium BUMN. Monorel itu menurut rencana beroperasi di rute Bekasi Timur-Cawang, Cawang-Cibubur, dan Cawang-Kuningan.

”Bagus perkembangannya, siapa pun yang bangun, sila- kan,” ujarnya.

Warga bekasi mendukung

Pemkot Bekasi sangat mendukung rencana pembangunan monorel dari Bekasi Timur menuju Cawang. Keberadaan monorel diharapkan mengatasi kemacetan Ibu Kota dan sekitarnya oleh kendaraan pribadi.

Kepala Dishub Kota Bekasi Supandi Budiman berharap pembangunan monorel terwujud secepatnya. Jika diperlukan, Pemkot Bekasi segera mempersiapkan kajian lokasi, jumlah, dan biaya pembangunan stasiun monorel. ”Kami siap mengusulkan dana dari APBD Kota Bekasi untuk pembebasan lahan pembangunan shelter,” katanya.

Dukungan juga datang dari anggota DPRD Kota Bekasi, Ariyanto Hendrata. Dia juga berharap tarif monorel itu dapat dijangkau warga. Saat ini, jalur Bekasi-Cawang yang dilayani bus dan angkutan umum tarifnya Rp 6.000-Rp 8.000. (NDY/BRO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com