Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Penolak MRT Tak Sampai 50 Orang

Kompas.com - 14/05/2013, 14:55 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, megaproyek transportasi cepat massal atau MRT akan terus berjalan meski ada warga yang menolaknya. Basuki mengatakan, jumlah warga yang menolak tidak sampai 50 orang, sementara yang mendukung ribuan orang.

"Dihitung-hitung, yang menolak tidak sampai 50 orang. Justru yang mendukung kami ribuan orang tuh," kata Basuki di Pacific Place, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (14/5/2013).

Basuki menuturkan, warga Fatmawati yang menolak dibangunnya proyek MRT beranggapan bahwa harga properti di sepanjang jalur MRT akan menurun. Ia memprediksi bahwa hal sebaliknya justru terjadi setelah MRT dibangun. Harga properti di sekitar MRT akan naik sebagaimana terjadi di kota-kota di negara lain, seperti Singapura dan Bangkok.

Menurut Basuki, daerah yang dilalui jalur MRT akan menjadi kawasan strategis. Dengan begitu, properti yang dilalui jalur MRT itu akan strategis dan dekat dengan berbagai sarana transportasi dan menciptakan efisiensi waktu. "Saya kira belum ada sejarah catatan dunia, yang ada halte MRT-nya itu propertinya jadi turun. Di seluruh dunia yang dilewati MRT, pasti harganya naik. Jadi, ini tidak ada yang bisa menurunkan properti," ujar Basuki.

Basuki menyatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sanggup membeli properti warga yang menolak pembangunan MRT. Pembelian properti dapat dilakukan oleh badan usaha milik daerah (BUMD) DKI yang bergerak di bidang properti, seperti PT Jakarta Propertindo dan PT Pembangunan Jaya Ancol.

Rencana pembangunan sarana MRT dengan jalur layang mendapat protes keras dari sebagian warga di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan. Mereka sangat mendukung pembangunan MRT, asalkan melalui jalur bawah tanah (subway). Warga berpendapat bahwa pembangunan jalur layang MRT akan merusak tatanan kota, terutama di area Jakarta Selatan yang telah tertata sejak tahun 1960. Jalur layang MRT juga dianggap akan meredupkan roda ekonomi para pedagang di Pasar Blok A, Pasar Cipete, dan Pasar Mede.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com