Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Jaksel Beberkan Hasil Dialog dengan Penolak MRT

Kompas.com - 16/05/2013, 08:33 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Jakarta Selatan Syamsudin Noor yang baru saja dilantik Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berjanji akan terus berusaha melakukan komunikasi dengan warga Fatmawati yang terus menolak pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) layang. Ia berjanji akan melakukan komunikasi secara persuasif.

Syamsuddin mengaku sudah bertemu dengan warga Fatmawati yang melakukan penolakan. Dari hasil pertemuan tersebut, masih ada beberapa keinginan warga yang dikomunikasikan lebih lanjut.

"Kita akan terus coba berkomunikasi secara persuasif," kata Syamsudin di Balaikota Jakarta, Rabu (15/5/2013).

Menurut dia, masih banyak permasalahan yang belum menemui jalan keluar. Salah satunya adalah warga yang meminta ganti rugi tiga kali lipat.

Menanggapi tuntutan warga itu, Syamsudin mengaku, DKI tak bisa memenuhi permintaan warga. Kemudian, ada juga warga yang menginginkan supaya bangunannya dibangun oleh Pemprov DKI.

Oleh karena itu, ia mengatakan, masih perlunya berdialog dengan warga secara lebih intens. Mantan Wakil Wali Kota Jakarta Selatan itu mengungkapkan kalau ia belum bisa menentukan berapa kali lagi dialog dilakukan untuk mencapai kata kesepakatan dengan warga tersebut.

Di samping melakukan dialog, pihaknya juga melakukan pendekatan persuasif terkait pembebasan lahan. "Pembebasan lahan kita lebih fokus untuk pembangunan stasiun. Khususnya Fatmawati ada tiga lahan. Kalau tak mencapai kesepakatan, langkah akhir yang kita tempuh ya konsinyasi melalui pengadilan," kata Syamsudin.

Untuk diketahui, rencana pembangunan sarana transportasi massal MRT mendapat tentangan dari sebagian masyarakat yang berada di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan. Mereka sangat mendukung pembangunan sarana transportasi massal tersebut. Namun, dengan catatan, MRT dibangun dengan jalur bawah tanah (subway).

Area di sekitar kediamannya tersebut sudah menjadi area yang tertata sejak tahun 1960. Begitu pula dengan para pedagang yang berada di Pasar Blok A, Pasar Cipete, dan Pasar Mede yang mengaku sudah eksis sejak puluhan tahun lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com