Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Penolak MRT Layang: Jalur Bawah Tanah Lebih Baik

Kompas.com - 16/05/2013, 14:56 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Masyarakat Peduli MRT menyatakan, pembangunan jalur bawah tanah untuk transportasi cepat massal atau MRT memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan jalur layang MRT. Dengan begitu, MRT subway tidak akan semahal seperti diperkirakan selama ini.

Penanggung Jawab Masyarakat Peduli MRT Lieus Sungkaresma menjelaskan, dengan membangun MRT bawah tanah, Jakarta justru akan memiliki banyak keuntungan. Lieus mengklaim memiliki rekanan para ahli berpengalaman dalam pembangunan transportasi massal kota besar, yaitu Herrenknecht dari Jerman dan Arup dari Inggris.

"Dengan membangun subway, justru selama pembangunan tidak akan mengganggu masyarakat. Itu karena jalurnya dibangun 40 meter jauh ke dalam. Di banyak negara, banyak warga yang tidak sadar ada pembangunan, tiba-tiba sudah jadi," kata Lieus, Kamis (16/5/2013).

Selain itu, kata Lieus, dengan membangun MRT bawah tanah, akan banyak tanah yang dikeruk. Tanah-tanah hasil pengerukan itu dapat digunakan untuk reklamasi pantai. "Tidak ada pembebasan lahan, kita dapat pulau baru. Jakarta nantinya punya waterfront city," ujarnya.

Lieus berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak menggunakan teknologi limbah dari Jepang yang sudah tidak standar untuk MRT di Jakarta. Hal itu justru akan mempersulit pemerintah ke depan karena akan membuat perawatan MRT Jakarta sangat bergantung pada Jepang.

"Kita tidak mau dijajah oleh Jepang. Mahal tapi barang busuk, besok kalau rusak kita harus bergantung ke mereka. Di Jepang saja itu barang (teknologi MRT Jakarta) cuma dipakai di satu kota kecil. Kalau kita pakai standar, rusak bisa beli di mana aja," ujarnya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui bahwa teknologi MRT yang akan dibangun di Jakarta merupakan teknologi lama. Hal itu dikarenakan agar fasilitas MRT Jakarta bisa selaras dengan fasilitas yang dimiliki KRL Jabodetabek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com