Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Waduk Ungkit Jasa ke Jokowi-Basuki

Kompas.com - 21/05/2013, 10:57 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Meski sudah menyadari bahwa tanah yang mereka duduki merupakan milik negara, warga Muara Baru yang tinggal di bantaran Waduk Pluit masih berat meninggalkan tanah tersebut. Mereka pun mengungkit-ungkit jasa mereka kepada Jokowi-Basuki, seperti mengeluarkan miliaran rupiah untuk kampanye.

"Saya puluhan juta, Pak Tedy ratusan. Ditotal semua warga ada miliaran uang kita disumbangkan untuk kampanye Jokowi-Ahok," ungkap Hazari Gemblong, salah seorang warga Muara Baru, Jakarta Utara, Selasa (21/5/2013).

Hal senada juga dikatakan Sri Handono. Menurutnya, proses penghitungan suara Pilkada DKI menempatkan Jokowi di tempat teratas. Saking gembiranya, mereka mengadakan syukuran di Muara Karang.

"Begitu perhitungan (Jokowi) unggul, malamnya di Muara Angke, saking senangnya kita pesta. Uang Pak Gemblong ini banyak habis," kata Sri.

Sri pun kembali mengungkapkan kekesalannya terhadap sikap Jokowi saat ini. Menurutnya, Jokowi telah melanggar kontrak politik dan janji-janji politiknya. Dalam kontrak politik, Jokowi telah menjanjikan warga akan dilibatkan dalam tata ruang wilayah, legalisasi kampung ilegal, penataan kampung kumuh, dan perlindungan penataan ekonomi informal.

"Kenapa Jokowi kemarin (saat kampanye) menyasar orang kecil, kenapa enggak orang kaya aja. Sekarang yang dikorbankan malah orang kecil," sesal pria yang akrab dipanggil Tirto ini.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, di bawah kepemimpinan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama, membenahi kawasan ini dimulai setelah banjir besar, Januari lalu. Ketika itu, banyak orang sadar, betapa pentingnya peranan Waduk Pluit. Seluruh aliran banjir di pusat kota mengarah ke sana. Waduk tidak dapat menampung lagi limpahan air tersebut. Banjir akibat ketidakmampuan waduk menampung air berdampak serius terhadap aktivitas ekonomi, sosial, dan kesehatan warga.

Kondisi itulah yang mendorong Pemprov DKI Jakarta segera merealisasikan normalisasi waduk. Pascabanjir Januari lalu, proyek normalisasi mulai dilakukan. Pintu masuk air diperlebar, sampah dibersihkan, dan pengerahan alat berat berlangsung hampir setiap hari. Namun, perjuangan Jokowi-Basuki itu tidak mudah karena masyarakat yang malah menuntut ganti rugi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com