Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Angkot dan Penumpang Sambut Baik Stiker Larangan Merokok

Kompas.com - 21/05/2013, 19:20 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah sopir angkutan umum, seperti bus besar dan sedang serta angkutan kota, setuju dengan penempelan stiker larangan merokok di dalam angkutan umum. Menurut mereka, stiker itu dapat menarik penumpang menggunakan angkutan umum.

Leo Simangungsong, contohnya. Sopir metromini nomor 10 ini mengaku sering merokok sambil mengemudikan bus jurusan Senen-Sunter tersebut. Dengan penempelan stiker larangan merokok di dalam busnya, ia bertekad tidak akan merokok di dalam bus.

"Memang lebih enak menyetir sambil merokok. Tapi kan kasihan juga penumpang yang tidak merokok. Ya, mudah-mudahan makin ramailah penumpang dengan adanya larangan (merokok di dalam angkutan umum) ini," ujarnya saat ditemui di Terminal Senen, Jakarta Pusat, Selasa (21/5/2013).

Leo menambahkan, selama ini memang belum ada penumpang yang menegurnya saat tengah merokok. Selain merokok, pria 37 tahun ini juga menyimpan kopi untuk diminumnya selama perjalanan. "Nanti kalau ada yang negur, kan operator juga yang kena. Kita-kita juga yang kena ujung-ujungnya," ujarnya.

Siang tadi, semua bus ataupun angkot di Terminal Senen ditempeli stiker larangan merokok di dalam angkutan umum. Stiker tersebut ditempel di kaca ataupun di dalam bus dengan tujuan membuat orang nyaman dalam naik angkutan umum. Selain itu, larangan ini berguna menekan angka polusi yang disebabkan oleh asap rokok.

Sebanyak 42.000 stiker akan disebar di sejumlah terminal di Jakarta untuk dipasang di dalam bus atau angkot lain. Penempelan stiker larangan merokok ini juga disambut baik oleh Murni Asih (33), seorang penumpang. Perempuan yang membuka warung makanan di Senen itu setiap hari menumpang mikrolet M-35 untuk berbelanja sayur di Pasar Gembrong, Johar Baru, Jakarta Pusat. Murni mengaku kerap kesal jika melihat ada orang yang merokok di dalam angkot, tetapi ia tidak berani menegur orang yang merokok.

"Nanti takut orangnya marah balik ke saya," kata Murni di warungnya di seberang Terminal Senen.

Bila ada orang yang merokok di dekatnya, Murni hanya menutup hidungnya dengan tangan atau juga mengipas-ngipas agar asap rokoknya tidak tercium. "Saya sering melihat kenek yang merokok sambil mintain ongkos. Mereka cuek aja, kaya tidak ada apa-apa," keluh Murni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com