KENDARI, KOMPAS.com - Petugas Polisi Air (Polair) Polda Sulawesi Tenggara dan Polres Konawe Selatan, gagal membawa 210 imigran gelap yang terdampar di Perairan Labuhan Meropa.
Pasalnya, para imigran gelap tersebut menolak untuk dibawa ke Kendari, dengan alasan takut di penjara dan dideportasi ke negara asalnya.
Kepala kepolisian Resor Konawe Selatan, AKBP Anjar Wicaksana didampingi Direktur Polair Polda Sultra mengaku juga mempertimbangkan keadaan yang tidak memungkinkan untuk pemindahan.
"Setelah melihat situasi yang sudah beranjak malam, maka proses pemindahan ratusan imigran itu tidak bisa dipaksakan sekarang. Kami sudah melakukan pendekatan agar mereka mau dievakuasi, tetapi mereka tetap bertahan di Desa Labuhan Meropa," ungkap Anjar ditemui di Kantor Polair Polda Sultra, Selasa (21/5/2013) petang.
Selanjutnya, pemindahan terhadap ratusan imigran asal Myanmar, Iran, Oman dan Spanyol, itu akan dilakukan Rabu (22/5/2013) dengan menggunakan tiga kapal. Ketiga kapal itu yakni KM. Mayar milik Mabes Polri dan dua kapal nelayan.
Namun demikian, Polair tetap melakukan pengawasan terhadap 210 imigran di lokasi tersebut. "Ada petugas dari Polsek Laonti dan anggota Koramil yang berjaga di Desa Labuhan Meropa, mereka terbagi tiga kelompok. Ada yang di atas bukit, rumah warga dan sebagian di atas kapal yang memuat para imigran," kata Anjar.
Berdasarkan laporan di lapangan tercatat tiga orang yang sedang sakit. Dari data sementara yang diterimanya, tercatat 150 orang dewasa, 50 perempuan dan selebihnya usia anak-anak.
Seperti diberitakan, 210 imigran gelap asal Myanmar, Iran, Oman dan Spanyol, gagal menyeberang ke Australia karena mesin kapal yang mereka tumpangi mati di perairan Labuhan Meropa, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Selasa (21/5/2013).
Akibatnya, kapal motor bernama Simponi Indah dengan kapasitas 30 gross ton itu terdampar dan tidak dapat melanjutkan pelayaran menuju negara tujuan Australia. Sedangkan nahkoda dan anak buah kapal melarikan diri.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.