Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

APTB Bekasi Diluncurkan

Kompas.com - 22/05/2013, 03:03 WIB

jakarta, kompas - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meluncurkan dua rute angkutan perbatasan terintegrasi bus transjakarta, Selasa (21/5). Ke depan, Pemprov DKI Jakarta akan terus menambah rute dan armada untuk melayani pergerakan warga masuk dan keluar Jakarta.

Dua rute yang diluncurkan adalah Bekasi-Tanah Abang dan Bekasi-Bundaran Hotel Indonesia (HI). Dengan dua rute tambahan itu, total sudah ada tujuh rute yang dilayani angkutan perbatasan terintegrasi bus transjakarta (APTB).

Lima rute yang sebelumnya yaitu Ciputat-Kota, Poris Plawad-Taman Anggrek, Bekasi-Pulogadung, Cibinong-Grogol, dan Bogor-Rawamangun.

APTB Bekasi-Tanah Abang dan Bekasi-Bundaran HI juga bisa masuk ke jalur bus transjakarta karena terintegrasi pada Koridor I dan Koridor IX.

Ada sepuluh bus yang akan melayani warga dengan waktu tunggu 15-20 menit. Kapasitas bus sebanyak 85 orang, dengan tarif Rp 5.000 untuk penumpang dalam koridor bus transjakarta dan Rp 6.500 untuk rute terjauh.

Deputi Gubernur DKI Bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi Sutanto Soehodho berharap, dengan semakin banyak rute APTB, masyarakat semakin menikmati angkutan publik.

”Hanya dengan ini, kami bisa memikat hati penumpang untuk ikut serta dalam angkutan publik dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi,” katanya.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan, dari 3,67 juta warga Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi yang ulang-alik ke Jakarta, sebanyak 1,33 juta di antaranya (36 persen) berasal dari Bekasi.

Dari jumlah 1,33 juta itu, pemakai sepeda motor sebanyak 0,66 juta (50 persen), mobil 0,35 juta (27 persen), dan angkutan umum 0,31 juta (23 persen).

APTB Bekasi-Tanah Abang memiliki daya angkut 4.800 orang per hari satu arah. Adapun APTB Bekasi-Bundaran HI berdaya angkut 5.780 orang per hari satu arah.

Pemerintah Kota Bekasi pun menyambut baik peluncuran dua rute APTB tersebut.

Sekretaris Kota Bekasi Rayendra Sukarmadji menyatakan akan mendorong DPRD Kota Bekasi menyetujui program inventarisasi lokasi penambahan halte dan area parkir. ”Agar warga tidak pakai kendaraan pribadi ke Jakarta,” katanya.

Sebelum diluncurkan dua rute APTB itu, telah beroperasi juga APTB Bekasi-Pulogadung lewat Bekasi Barat. APTB ini dioperasikan oleh Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta, tetapi hingga kini masih sepi penumpang dan sempat bermasalah, sebab ditentang pengusaha angkutan umum lainnya.

Pristono memastikan dalam waktu setahun ini, penumpang APTB di semua rute bakal terus tumbuh. ”Kami siapkan rute baru dari Depok, Cibubur, dan wilayah lain, seperti Bogor-Blok M dan Bogor-Grogol. Itu kantong-kantong penumpang,” tuturnya.

Untuk rute yang sudah beroperasi sekarang, armada juga bakal terus ditambah. Saat ini, setiap rute baru dilayani minimal 10 armada.

”Empat tahun ke depan, sebelum ada kereta api andal, bus akan sangat berguna. Selain menambah rute dan armada, kami akan genjot penambahan penumpang,” ujar Pristono.

Dasar hukum dipersoalkan

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) Andriyansah menilai, keberadaan APTB tidak memiliki dasar hukum yang jelas.

Pemahaman Organda, yang boleh berkendara di jalur khusus bus transjakarta selama ini adalah armada bus transjakarta yang dikelola operator tertentu. Operator bus itu harus memenuhi persyaratan tertentu, antara lain, memenangi tender sebagai operator bus transjakarta.

Sementara itu, APTB dan Kopaja AC bisa masuk jalur khusus bus transjakarta tanpa berjuang melalui proses lelang tender. APTB dan Kopaja AC juga tidak pernah ada dalam perencanaan pembangunan ataupun pengembangan bus transjakarta.

Dalam rencana awal pengintegrasian angkutan umum dan angkutan massal di Jakarta, Pemprov DKI akan menata trayek bus umum, termasuk mempersiapkannya sebagai bus pengumpan untuk bus transjakarta.

Menurut data Organda, banyak operator bus transjakarta yang sudah terancam pemutusan kontrak oleh Badan Layanan Umum Transjakarta.

Alvinsyah dari Masyarakat Transportasi Indonesia mengkhawatirkan keberadaan APTB bisa jadi bom waktu. ”Banyak yang menderita karena adanya APTB. Nanti, ini bisa jadi bumerang,” katanya. (FRO/BR0/ NEL/PIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com