Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MTI: Tak Masalah MRT Jakarta Gunakan Teknologi Lama

Kompas.com - 22/05/2013, 19:31 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Danang Parikesit, berpendapat bahwa penggunaan teknologi lama pada sarana transportasi mass rapid transit (MRT) di Jakarta bukanlah suatu masalah besar. Menurutnya, MRT merupakan kereta perkotaan sehingga tidak membutuhkan kecepatan seperti kereta jarak jauh.

"Untuk MRT dengan kecepatan barangkali sekitar 40 km/jam, jadi saya rasa tidak menjadi masalah (menggunakan teknologi lama)," kata Danang, Selasa (21/5/2013) di Tebet, Jakarta Selatan.

Namun, Danang mengakui bahwa dengan menggunakan teknologi terbaru dengan rel standar (standard gauge), kereta akan terasa lebih nyaman dan daya angkut lebih banyak. Ia mengatakan, teknologi terbaru MRT dengan lebar rel sekitar 1,4 meter menyebabkan jalan kereta menjadi lebih luas.

"Standard gauge tidak berpengaruh ke kecepatan, namun lebih nyaman dan daya angkut lebih besar. Tapi saya rasa antara rel sempit dan standar tidak terlalu masalah," ujar Danang.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama juga mengakui bahwa MRT Jakarta akan menggunakan teknologi lama, yaitu dengan rel selebar 1 meter seperti rel yang digunakan KRL Jabodetabek saat ini. Hal itu dimaksudkan agar fasilitas MRT Jakarta bisa selaras dengan fasilitas yang dimiliki oleh KRL Jabodetabek.

Basuki menyatakan, Jakarta tidak membutuhkan kereta cepat seperti kereta Shinkansen sebagaimana diusulkan oleh Masyarakat Peduli MRT di Jakarta Selatan.

Kereta Shinkansen adalah kereta di Jepang yang dijuluki kereta peluru karena kecepatan maksimalnya bisa mencapai 240-320 km per jam. Namun, Shinkansen adalah kereta jarak jauh, bukan kereta perkotaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com