Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT KAI: Pendek Murah, Jauh Harga Tetap

Kompas.com - 23/05/2013, 11:14 WIB
Alfiyyatur Rohmah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mulai Juni 2013 mendatang, KRL di Jabodetabek akan memberlakukan tarif progresif untuk perjalanan penumpang. Tarif ini diberlakukan sesuai jarak tempuh penumpang kereta api.

"Ini murni berdasarkan jarak. Jadi, penumpang bisa adil. Pendek murah, jauh harga tetap," kata Ignatius Tri Handoyo, Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek, di gedung JRC, Kamis (23/5/2013).

Dia menambahkan, penentuan besaran tarif pada perjalanan KRL dilakukan berdasarkan jumlah stasiun yang akan dituju oleh pengguna jasa KRL commuter line. Mekanisme pembayarannya pun seharga Rp 3.000 untuk lima stasiun pertama dan Rp 1.000 untuk setiap tiga stasiun berikutnya.

Pemberlakuan mekanisme pembayaran seperti ini untuk mendukung penerapan e-ticketing pada KRL Jabodetabek. Pada penerapan tarif progresif ini, sebagian besar harga tiket perjalanan KRL commuter line akan mengalami penurunan harga.

Untuk jarak terjauh, tetap diterapkan tarif sesuai dengan penetapan pada tanggal 1 Oktober sebesar Rp 9.000. Adanya penarifan baru seperti ini, kata Ignatius, diharapkan dapat mewujudkan sistem penarifan yang lebih baik dan adil untuk seluruh pengguna jasa KRL.

Selain itu, untuk mangakomodasi peningkatan penumpang, PT KCJ memiliki program pengadaan 160 unit kereta per tahun. Sejak 2008-2012, sudah ada unit kereta sebanyak 308 unit.

Ignatius menjelaskan, tahun 2013 ini, rencananya PT KCJ akan mendatangkan 180 unit KRL sehingga jumlahnya akan bertambah menjadi 598 perjalanan dalam sehari, dari sebelumnya 514 perjalanan per hari. Untuk menyukseskan sistem baru ini, PT KCJ dan PT KAI mengharapkan dukungan masyarakat supaya sistem e-ticketing bisa berjalan lancar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com