Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Warga Tuntut Copot Kadus yang Mabuk-mabukan

Kompas.com - 29/05/2013, 21:29 WIB
Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol

Penulis

SITUBONDO, KOMPAS.com - Puluhan warga Kampung Pesisir Utara, Desa Kilensari,  Kecamatan Panarukan, Situbondo, Jawa Timur, mendatangi kantor Desa Kilensari, Rabu (29/5/2013). Mereka menuntut agar Sinoto (40), diberhentikan dari jabatannya sebagai kepala dusun (kadus) Kampung Pesisir Utara karena kerap mabuk-mabukan.

Diperoleh keterangan, tuntutan puluhan warga dipicu oleh buruknya perilaku Sinoto yang kerap ditemukan mabuk-mabukan dan pesta minuman keras (miras). Selain itu, Sinoto juga sering main perempuan. Warga menilai perilaku Sinoto itu memberikan pendidikan negatif bagi para pemuda dan anak-anak di lingkungannya.

"Puluhan warga sengaja mendatangi kantor desa dengan tujuan melaporkan perilaku Sinoto kepada pak Kades, karena warga memergoki Sinoto pesta miras dan main perempuan. Bahkan, Sinoto sering berkunjung ke rumah perempuan janda pada malam hari," ujar Nurhasan (35), salah seorang perwakilan warga Kampung Pesisir Utara.

Menurutnya, puluhan warga terpaksa mendatangi kantor desa karena surat pengaduan yang dikirimkan ke kepala desa tidak ditanggapi. "Karena tidak ada tanggapan, akhirnya warga memutuskan untuk mendatangi kantor desa," kata Nurhasan.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Kilensari Erfan Riskafanda membenarkan maksud kedatangan masyarakat menuntut agar kadus Pesisir Utara diberhentikan lantaran kurang memberikan pelayanan kepada masyarakat.

"Masyarakat Pesisir Utara menginginkan kadusnya diganti karena kurang melayani masyarakat, kurang memberi contoh yang baik pada masyarakat," bebernya.

Namun, dalam menanggapi tuntutan warganya, Erfan mengatakan pihaknya akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan Badan Perwakilan Desa (BPD). "Harus mengacu kepada perbup atau perda yang ada. Selanjutnya akan dikoordinasikan kepada kelembagaan desa, utamanya BPD. Selanjutnya akan ditindaklanjuti ke pihak kecamatan dan pemerintah kabupaten," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com