Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilih Kedinginan di Tenda ketimbang Tinggal di Rusun

Kompas.com - 30/05/2013, 09:29 WIB
Norma Gesita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Joko Widodo telah menawarkan warga Kampung Srikandi untuk tinggal di rusun, tetapi mereka menolaknya. Akibatnya, mereka harus merasakan dinginnya malam karena memilih tinggal di tenda.

Hal itu salah satunya dialami Ningsih (50), seorang warga dari 90 lebih keluarga di Kampung Srikandi yang masih bertahan di kampungnya pasca-penggusuran, Rabu (22/5/2013) lalu. Melihat rumah yang dihancurkan pada pekan lalu membuatnya merasa sedih.

Kampung Srikandi yang terletak di Kelurahan Jatinegara Kaum, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, yang selama ini telah ditinggalinya, sudah rata dengan tanah. Lahan seluas 5,5 hektar tersebut dieksekusi oleh pihak PT Buana Estate yang disahkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Timur (PN Jaktim) sebagai pemilik dari lahan tersebut sejak tahun 2009.

Oleh pihak PT Buana Estate, warga Kampung Srikandi telah diberikan tawaran ganti rugi sebesar 25 juta per kepala keluarga serta hak untuk tinggal di rusun secara cuma-cuma untuk 3 bulan pertama. Namun, Ningsih dan warga lain yang tetap bertahan merasa tawaran tersebut tak cukup layak untuk mereka.

Ningsih bersama keluarganya pun memilih tinggal di tenda seadanya buatan warga Srikandi yang juga tetap bertahan di wilayah tersebut. Namun, tenda yang dibuat dengan terpal biru tersebut tak bisa menahan dinginnya malam sehingga Ningsih dan keluarganya menjadi susah tidur.

"Gimana bisa tidur, tempat kayak gitu," keluh Ningsih saat ditemui Kompas.com usai kampungnya dikunjungi Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, Rabu (29/5/2013).

"Rumah saya dulu tingkat dua dan permanen. Masa sekarang diganti cuma 25 juta? Rusun juga, kan? Harus bayar nantinya. Lagi pula, rusun itu enggak layak. Sempit," kata Ningsih seraya memperlihatkan foto rumahnya dari HP.

Sebenarnya, Ningsih tak meminta banyak. Ia hanya ingin ganti rugi yang sesuai, apa pun bentuknya. "Kalau ganti uang, ya yang sesuai. Kalau ganti rumah, juga harus layak dan permanen. Berapa pun (uangnya), di mana pun (rumahnya), enggak apa-apa, asal layak dan sesuai," tuturnya lagi.

Perempuan yang telah memiliki dua anak ini mengaku akan tetap bertahan sampai permintaannya dikabulkan. "Biar enggak makan, enggak tidur, yang penting saya dapat ganti rugi yang layak," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com