Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thorik dan Kaitannya dengan Kelompok Solo

Kompas.com - 01/06/2013, 03:01 WIB

Tanggal 5 September 2012, letupan kecil diikuti kepulan asap terjadi di rumah Mohamad Thorik (32) di Jalan Teratai, Jembatan Lima, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Warga pun berdatangan ke rumah Thorik dan mendobrak masuk. Melihat warga masuk, Thorik melarikan diri. Letupan itu ternyata berasal dari bahan peledak. Bagaimana Thorik sebagai penjual pulsa dapat menyimpan bahan peledak?

Dalam sidang perkara terorisme dengan terdakwa Arif Hidayat di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Thorik sebagai saksi mengakui, Arif memperkenalkan dirinya kepada Achmad Sofian, terdakwa lain dalam perkara terorisme. Thorik mengaku mengenal Arif sejak tahun 1998 dan ikut dalam kegiatan Harokah Dakwah Islamiyah.

Belajar buat bom

Thorik yang pernah dibaiat Arif memang ingin berkenalan dengan orang yang dapat membuat bom rakitan. Setelah berkenalan dengan Sofian, Thorik pun bergabung dengan kelompok Sofian. Pada Juni 2012, Thorik mulai belajar membuat bom di sebuah rumah kontrakan di Bojong Gede, Bogor. Thorik belajar membuat bom dengan Anwar, tersangka kasus teror yang tewas terkena ledakan bom rakitan.

Sosok Anwar ternyata memiliki keterkaitan dengan kelompok teror di Solo, seperti Rudi Kurnia dan Badri Hartono. Menurut Sofian yang menjadi saksi untuk terdakwa Arif, Anwar belajar membuat bom dengan Rudi di Solo. Ia menambahkan, pembuatan bom di rumah Rudi di Solo direncanakan mau dibawa ke Poso. Mengapa? ”Awal 2012 ada berita penyerangan,” kata Sofian.

Sofian menambahkan, Badri-lah yang meminta agar lima bom yang telah dibuat itu dikirim ke Poso. Badri juga meminta agar bom dibuat sebanyak-banyaknya. Namun, lima bom itu akhirnya tidak jadi dibawa ke Poso.

Dengan ilmu cara membuat bom yang diperoleh Anwar dari Rudi itu, Anwar akhirnya dapat mengajari orang lain, seperti Thorik, untuk membuat bom juga. Thorik yang ”setengah mahir” akhirnya berinisiatif membuat bom.

Setidaknya ada tiga bom yang sudah dibuat Thorik di rumahnya di Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat. Namun, karena mungkin ada hal yang kurang sempurna atau kurang hati-hati, bahan-bahan peledak di rumah Thorik mengeluarkan asap dan bunyi letupan.

Dari kesaksian Sofian itu terlihat bahwa jaringan kelompok terdakwa kasus teror di Bojong Gede, Bogor, memiliki keterkaitan dengan kelompok Rudi Kurnia dan Badri Hartono di Solo. Badri dan Rudi ditangkap polisi antiteror pada 22 September 2012.

Bahan kimia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com