JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang pria berkacamata mencak-mencak di depan loket kereta api Stasiun Sudimara, Jombang, Tangerang Selatan, Senin (3/6/2013) siang. Pria yang merupakan calon penumpang kereta api Commuter Line tersebut memprotes harga tiket yang belum berubah.
Padahal, jauh-jauh hari PT KAI susah menyosialisasikan perubahan sistem ticketing dari kertas manual menjadi elektronik (e-ticketing). Menurut perhitungan, kalau pakai sistem baru, penumpang dari Sudimara yang turun ke Tanah Abang cukup membayar Rp 5.000-Rp 6.000. Namun, dia diminta membayar Rp 8.000, tarif lama.
"Saya komplain, kenapa harga tiket masih Rp 8.000. Padahal, ini sudah tanggal 3 Juni. PT KAI sudah mengumumkan per 1 Juni sudah berlaku tiket murah," kata calon penumpang bernama Tigor Siagian tersebut dengan nada tinggi saat ditemui Tribunnews.com.
Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (KAI) memang mengumumkan pemberlakuan tarif baru untuk Commuter Line se-Jabodetabek per 1 Juni 2013. Namun, karena penumpang dianggap belum siap, PT KAI menunda pemberlakuan tarif progresif tersebut.
Jika diberlakukan, tarif baru KRL sebesar Rp 3.000 untuk setiap lima stasiun dan tambahan Rp 1.000 untuk tiga stasiun berikutnya. Adapun saat ini tiket Commuter Line masih dijual dengan harga Rp 8.000 untuk sekali perjalanan.
"Yang aneh, spanduk-spanduk pengumuman tiket murah itu sekarang semuanya pada hilang. Saya mempertanyakan siapa yang membuat spanduk tersebut. Mereka harus bertanggung jawab dong," ketus Tigor, yang saban hari naik kereta Sudimara-Palmerah untuk menuju ke kantornya.
Seorang petugas loket yang ditanyai kapan tarif progresif digunakan menjawab, "Bulan depan." Ia menyebut terjadi penundaan pemberlakuan harga baru, tetapi tanpa mengetahui alasan pasti.
"Ini kan namanya tidak fair. Ada yang tidak beres. Kenapa penundaan ini tidak diumumkan kepada masyarakat? Sementara sistem tiket online sudah mulai diberlakukan," tambah Tigor, yang juga diamini calon penumpang lain yang ikut nimbrung di peron stasiun.
Rupanya si penumpang tidak mengetahui bahwa PT KAI telah menggelar jumpa pers yang menyatakan penundaan sistem e-ticketing. "Ya kalau memang ditunda, harusnya diumumkan juga di stasiun. Ada pengumumannya. Enggak tahu-tahu dikenai tarif lama begini," omelnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.