Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petugas Pun Harus Ekstra Sabar Menjaga Pintu Tiket

Kompas.com - 04/06/2013, 03:17 WIB

Saefudin (27) memegang setumpuk tiket elektronik di depan pintu keluar elektronik Stasiun Besar Bogor, Jawa Barat, Senin (3/6). Di tangan yang lain, petugas keamanan dalam Stasiun Besar Bogor itu memegang mobile reader, alat pemeriksa kartu tiket elektronik.

Sesekali ia menolong penumpang yang kebingungan hendak keluar melalui pintu elektronik itu. Ada penumpang yang 5-10 detik berusaha memasukkan tiket elektronik itu ke mesin, tetapi berkali-kali gagal. Saefudin membantu dengan membetulkan posisi kartu. Sang penumpang akhirnya bisa keluar setelah sempat membuat antrean beberapa meter di belakangnya.

Terkadang ada kartu tiket elektronik yang ditolak mesin pembaca. Ia lalu meletakkan kartu itu di atas pemindai mobile reader. Ada juga penumpang yang lupa menempelkan tiket itu ke pemindai di pintu masuk. Penumpang itu dapat masuk, bisa karena menggunakan jalur tiket kertas atau karena berbondong-bondong masuk.

”Kadang ada juga yang beli tiket hanya sampai Stasiun Depok, tetapi ternyata turun di Bogor. Jadinya juga enggak terbaca,” ujar Saefudin.

Selama masa uji coba hingga akhir Juni, pihaknya hanya memberi teguran atau meminta penumpang membeli tiket tambahan sesuai tujuan. Namun, jika tiket elektronik berdasarkan tarif progresif sudah diterapkan, penumpang akan didenda Rp 50.000.

Hari itu, mulai dari pukul 06.00 hingga 12.30, setidaknya sudah lebih dari 100 kartu yang dipegang Saefudin. Artinya, penumpang belum menggunakan sesuai ketentuan.

Menurut beberapa petugas keamanan yang bertugas di pintu elektronik, masih cukup banyak penumpang yang ”kagok”. Bahkan, ada yang kesal lalu menendang pintu. Namun, ada pula penumpang yang memegang tiket kertas, tetapi saat hendak keluar berusaha memasukkan tiket itu ke mesin pembaca tiket elektronik.

”Begitu diberi tahu akhirnya enggak jadi,” kata Endang Wijaya, Komandan Regu Petugas Keamanan Dalam Stasiun Besar Bogor.

Menurut dia, selama masa uji coba, tiket yang diberikan kepada penumpang terbagi dua. Ada tiket elektronik, ada pula yang masih menggunakan tiket kertas. Jalur masuk dan keluar untuk kedua jenis tiket itu masih tersedia.

Endang mengatakan, petugas harus lebih bersabar selama tiga hari masa uji coba karena ada cukup banyak penumpang yang masih belum bisa menyesuaikan diri dengan perubahan sistem tiket. ”Saya sudah mengarahkan petugas untuk lebih sabar,” katanya.

Advento (30), pengguna kereta commuter line Stasiun Depok-Stasiun Besar Bogor, mengaku mendukung sistem tiket elektronik karena menjadi lebih teratur dan bisa mencegah kebocoran tiket. Namun, dia mengakui agak terganggu dengan antrean panjang di pintu elektronik.

”Kalau bisa segera saja tarif progresif diberlakukan sehingga lebih murah,” ujarnya. (Antony Lee)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com