Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/06/2013, 13:49 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tanggal boleh merah, tetapi kerja dan pengabdian tak mengenal hari libur. Kata-kata itu mungkin pas untuk menggambarkan aktivitas para petugas yang mengeruk sampah di Waduk Pluit, Jakarta Utara, Kamis (6/6/2013). Kerja keras mereka berkontribusi pada "wajah" Waduk Pluit saat ini. Imron (28), salah satu petugas pengeruk sampah dan teman-temannya, patut berbangga. Mereka ikut mewujudkan program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menormalisasi Waduk Pluit.

Tak ada insentif tambahan untuk pekerjaan yang dilakukan pada hari libur. Imron, pria asal Blitar ini, terlihat tengah mengoperasikan backhoe alias alat berat di waduk itu.  

"Kalau insentif sama saja tidak ada bedanya. Yang penting harus cepat selesai," kata Imron kepada Kompas.com, di Waduk Pluit, Jakarta Utara, Kamis siang.

Pria bertubuh jangkung itu sedang mengeruk sampah di Waduk Pluit, tepatnya areal Taman Burung yang awalnya merupakan kawasan elite. Kawasan itu kini telah rata dengan tanah. Sebanyak tujuh backhoe dari sumbangan pihak swasta ditempatkan di Waduk Pluit. Sementara backhoe milik Dinas Pekerjaan Umum DKI hanya berjumlah tiga dan menyebar di berbagai sisi Waduk Pluit.

Tugasnya mengeruk sampah masih akan terus berlangsung. Proses normalisasi dilakukan di sisi timur Waduk Pluit yang didominasi oleh bangunan kumuh dan semipermanen yang hanya beralaskan tripleks.

"Sekarang mereka belum digusur. Mungkin sebentar lagi akan digusur, menunggu rumah susun (rusun) jadi," kata Imron.

Saat ini, waduk itu masih dipenuhi eceng gondok dan endapan lumpur. Waduk Pluit juga masih terlihat dangkal. Alat-alat berat terus dioperasikan untuk mengeruk lumpur. Selain petugas melakukan pengerukan sampah, beberapa petugas keamanan dari Satpol PP dan kepolisian terlihat memantau serta mengawal proses pengerjaan.

Waduk Pluit seharusnya memiliki kedalaman 10 meter. Namun, karena terus mengalami pendangkalan, kini kedalamannya hanya satu hingga tiga meter. Waduk ini memiliki luas 80 hektar, yang 20 persennya telah diokupasi oleh rumah-rumah liar di bantarannya.

Pengerukan ini mulai dikerjakan pada Februari lalu, tepatnya setelah banjir besar melanda kawasan Pluit. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Joko Widodo ingin mengembalikan fungsi waduk seperti semula.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com