Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendapatan Penumpang KRL Tergerus 33 Persen

Kompas.com - 07/06/2013, 03:26 WIB

Jakarta, Kompas - Beban biaya transportasi yang besar membuat sebagian pekerja komuter masih mengandalkan kereta rel listrik ekonomi sebagai moda utama.

Peneliti madya bidang transportasi darat dan perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Sri Lestari, Rabu (5/6), mengatakan, berdasarkan survei terhadap 230 responden KRL ekonomi, rata-rata dalam sebulan responden menghabiskan biaya transportasi 33,25 persen dari total pendapatan atau sekitar Rp 761.086. Rata-rata penghasilan responden Rp 2,255 juta per bulan.

”Dari survei kami mendapati kemampuan membayar (ability to pay/ATP) penumpang KRL ekonomi Rp 3.196. ATP biaya transportasi menuju stasiun Rp 6.078 dan ATP biaya transportasi dari stasiun menuju tempat kerja Rp 5.948. Total ATP biaya transportasi atau perjalanan Rp 15.222,” kata Sri.

Dari data itu, apabila tarif progresif diterapkan, besaran tarif KRL masih dirasakan berat bagi sebagian penumpang, terutama yang menempuh jarak jauh ke tempat kerja.

Tarif progresif rute Bekasi-Jakarta Kota Rp 7.000, Bogor-Jakarta Kota Rp 9.000, Parung Panjang-Tanah Abang Rp 5.000, dan Tangerang-Duri Rp 4.000. Sementara ATP penumpang berdasarkan survei hanya Rp 3.196.

Pengamat perkeretaapian Taufik Hidayat mengatakan, dari survei ini diketahui, beban biaya transportasi warga sangat besar. Idealnya, biaya transportasi 8-15 persen dari total pendapatan.

Kereta lokal ber-AC

Untuk meningkatkan pelayanan, kemarin, PT KAI Daop I meluncurkan rangkaian kereta lokal Rangkas Jaya jurusan Tanah Abang-Rangkas Bitung ber-AC menggantikan rangkaian kereta sebelumnya yang tanpa penyejuk udara.

Sejumlah penumpang menyambut baik penggantian itu karena selain lebih nyaman, tarifnya juga tidak dinaikkan.

”Sekarang tidak kegerahan lagi seperti sebelumnya. Apalagi, tarifnya tetap seperti dulu walaupun sekarang pakai AC,” kata Haryanto (45), warga Serpong, Tangerang Selatan, Kamis. Tarif kereta Rangkas Jaya AC ini tetap sama dengan sebelumnya, yakni Rp 4.000 per penumpang sekali jalan.

Rangkaian kereta lokal ini melayani penumpang sebanyak empat perjalanan per hari. Kereta lokal berpenyejuk udara itu diluncurkan kemarin, menggantikan kereta lokal sebelumnya yang kondisinya memprihatinkan.

Menurut Nasir, warga Jombang, kereta lokal ber-AC itu bisa menjadi alternatif bagi warga di sepanjang jalur ini selain kereta commuter line. ”Sekarang sama-sama ber-AC, jadi tinggal pilih mau naik yang mana, commuter line atau kereta lokal,” ujarnya. (art/ray)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com