Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Merasa Nyaman Jualan di PRJ Kemayoran

Kompas.com - 10/06/2013, 08:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian peserta pameran Jakarta Fair di Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Jakarta Pusat, menganggap ajang pameran ini sebagai tempat yang cocok untuk mempromosikan produk mereka. Kegiatan ini dinilai cukup efektif mendatangkan pengunjung dalam jumlah besar.

Novin, perajin dari Kalimantan Timur, Minggu (9/6/2013), mengatakan, ruang pameran yang lapang dan nyaman merupakan salah satu nilai positif dari PRJ di Kemayoran, Jakarta Pusat.

”Kalau tempatnya enak, pengunjung juga banyak yang datang dan lihat barang kami. Kalau di daerah, kami pameran di tenda karena tidak punya ruang pamer sebesar ini,” ujar Novin, yang memasarkan produk kerajinan mulai dari harga Rp 10.000 sampai jutaan rupiah itu.

Dia berpendapat, ruang terbuka seperti di Taman Monas kurang cocok untuk kebutuhan ruang pameran yang nyaman. Apalagi jika hujan turun, bisa menyulitkan peserta dan pengunjung pameran. Belum lagi luas areal yang terbatas sehingga belum tentu cukup untuk menaruh benda-benda yang dipamerkan.

Di lokasi PRJ saat ini, peserta pameran bisa meninggalkan barang pameran di ruangan setelah waktu penyelenggaraan pameran usai. Dengan begitu, mereka tidak direpotkan membawa pulang semua barang setelah pameran usai dan membawa lagi ke ruang pameran pada keesokan hari.

Jika Pemprov DKI Jakarta berkehendak membuat ajang pameran khusus bagi kelompok usaha kecil menengah (UKM), Novin berharap, pameran itu dibuat terpisah. Dengan begitu, peserta dan pengunjung pameran bisa menilai sendiri tentang penyelenggaraan kedua macam pameran tersebut.

”Kami juga pernah ikut pameran di Jakarta Convention Center. Di sana pasarnya lebih ke kalangan menengah atas. Beda dengan Jakarta Fair yang pengunjungnya dari berbagai kalangan sehingga barang yang laku juga merata,” kata Novin.

Syamsul Bahri, pedagang kerak telor, mengaku, Jakarta Fair ini memang banyak menarik pembeli. ”Kalau sedang ramai, saya bisa dapat Rp 2 juta sehari. Kalau saya jualan di Setu Babakan, paling dapat seperempatnya,” kata Syamsul, yang mematok harga satu kerak telor Rp 15.000-Rp 20.000.

Syamsul juga bisa meninggalkan gerobak dan sisa bahan mentah di arena Jakarta Fair untuk dipergunakan lagi berjualan pada keesokan hari.

Bayar ke ormas

Namun, Syamsul juga merasa sewa tempat di Jakarta Fair ini tergolong mahal.

”Setengah bulan saja bisa habis Rp 5 juta untuk dapat tempat di sini. Soalnya, kami bayar ke ormas, dan ormasnya banyak,” kata Syamsul.

Lia, manajer kerajinan jam kayu, juga merasakan mahalnya sewa tempat di Jakarta Fair. Di hall B3, dia membayar sewa Rp 2,5 juta per meter persegi. Padahal, untuk memajang produknya, dia menyewa areal seluas 15 meter persegi.

Selain itu, lokasi untuk UKM terletak di belakang hall sehingga tidak terlalu banyak pengunjung yang datang.

”Kami memilih ikut Jakarta Fair karena pameran ini sudah jadi ajang tahunan dan banyak pengunjung sehingga menjadi ajang promosi. Untuk pembelian, tidak terlalu banyak. Dalam sehari, penjualan berkisar Rp 5 juta-Rp 6 juta,” ujarnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com