Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghuni Rusun Pulogebang Dianiaya Pengelola Rusun

Kompas.com - 12/06/2013, 23:38 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Renaldi (47) beserta istrinya, Suhartati (45), warga Rusun Pulogebang Blok B, Cakung, Jakarta Timur, mengaku dianiaya oleh sekelompok orang yang disebut-sebut berasal dari pengelola rusun, Selasa (11/6/2013) malam. Secara tiba-tiba, sekelompok orang itu mendatangi unit rusun kediaman korban lalu melakukan penganiayaan.

"Bapak lagi tidur, tahu-tahu pintu digedor dan ditendang, ada pengelola yang masuk, maki-maki, dan tahu-tahu Bapak diseret ke selasar lantai satu, mereka mukulin bertubi-tubi," kata Istri Renaldi, Suhartati (45), kepada Kompas.com, Rabu (12/6/2013) sore.

Suhartati mengatakan, ia mengenali beberapa orang yang melakukan pemukulan itu sebagai pekerja di rusun tersebut. Tiga orang di antaranya adalah tukang sapu, dua orang teknisi rusun, serta dua orang dengan baju bertuliskan "Pengelola", dan lebih dari 5 orang adalah petugas keamanan yang dikenalnya. Suhartati menduga, R selaku istri pengelola rusun tersebut berada di balik pemukulan itu. Pada saat kejadian, R juga ada di sana.

Menurut korban, pemukulan itu dilakukan di hadapan banyak anak kecil yang berada di tempat tersebut. Warga lain di lokasi kejadian tak bisa melerai atau membantu karena diancam para pemukul untuk tidak ikut campur.

"Kalau ada yang berani buka mulut, akan dibikin kayak saya. Sekarang warga yang punya rumah susun trauma karena digebukinnya di depan anak-anak kecil. Banyak yang melihat. Ibu-ibu pada menangis. Enggak ada yang boleh, semua diancam," ujarnya.

Suhartati menceritakan, peristiwa itu berawal ketika wartawan sebuah media televisi nasional mendatangi rusun tersebut pada Selasa pagi. Ada warga yang mengatakan bahwa Suhartati dan suaminya menyerahkan foto R kepada wartawan.

"Ada yang menyerahkan foto istrinya Pak H dan menyatakan di lantai 2 nomor 4 itu masih ada hubungan keluarga dengan istri Pak H (R)," kata Suhartati.

Suhartati mengatakan, ia dan suami tidak pernah menyerahkan foto tersebut kepada wartawan. Ia menduga pemukulan ini ada kaitannya dengan pemberitaan praktik jual beli rusun oleh H selaku pengelola rusun.

"Saya enggak tahu (soal foto), kan saya juga sibuk sendiri. Suami lagi keluar sama Pak RT. Yang ngasih (foto) siapa, saya enggak tahu," ujarnya.

Atas kejadian itu, Suhartati sudah membuat laporan di Polres Metro Jakarta Timur. Selain membuat laporan, ia juga sudah melakukan visum atas pemukulan tersebut di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Ia mengatakan, suaminya mengalami memar di bagian kepala, tangan, kaki, dekat pinggang, dan punggung. Tubuh Suhartati juga lebam kebiruan.

Selain melaporkan ke polisi, ia sudah bertemu Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan melaporkan kejadian tersebut saat Jokowi berkunjung di wilayah Jakarta Utara. Ia berharap juga kepada polisi agar memproses peristiwa itu.

Secara terpisah, Kepala Sub Bagian Humas Polres Metro Jakarta Timur Komisaris Polisi Didik Haryadi membenarkan adanya laporan penghuni rusun tersebut. Laporan tersebut terdaftar dengan nomor LP 993/k/VI/2013/RJT, dengan pengaduan tindakan penganiayaan. Polisi tengah menyelidiki kasus tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com