”Rasanya memang beda dibandingkan dengan hanya merokok tembakau dicampur cengkeh,” ujar seorang siswi perokok yang kemudian memakai ganja. Ia yang mulai merokok kelas 11 SMA itu kini menjadi sulit memisahkan diri dari ganja.
Sebenarnya narkoba bukan istilah asing bagi telinga sebagian besar pelajar SMA. Meski begitu, sekitar 6 persen pelajar dalam angket ini mengaku belum memperoleh informasi tentang narkoba berikut dampak dan bahayanya.
Dari mana sajakah pelajar SMA memperoleh informasi tentang narkoba? Sekolah ternyata menjadi medium yang paling kerap menyemai informasi soal narkoba. Media massa juga menjadi sumber informasi yang diakses mereka. Jaringan pertemanan juga menjadi jalur penyebar informasi tentang narkoba yang efektif di kalangan pelajar SMA.
Imbauan tentang bahaya narkoba dan larangan penggunaannya oleh pemerintah, kepolisian, dan pemuka agama yang terus-menerus disampaikan melalui berbagai media juga melekat dalam ingatan mereka. Peran keluarga justru tak terlampau besar dalam menginformasikan soal narkoba kepada pelajar SMA.
Tak heran sebagian responden yang tidak tinggal bersama orangtua—mereka tinggal dengan kerabat, indekos, atau di asrama pelajar—relatif lebih cepat terpapar informasi tentang narkoba.
Secara umum mayoritas pelajar SMA cukup memahami dampak dan bahaya narkoba. Mereka juga tahu bahwa menggunakan narkoba termasuk perbuatan melanggar hukum. Meski demikian, pada pelajar yang pernah atau masih merokok terekam sikap yang lebih permisif terhadap narkoba ketimbang mereka yang tidak merokok.
Hampir seluruh pelajar SMA meyakini penggunaan narkoba tidak dibenarkan dan dapat menimbulkan ketergantungan pada benda terlarang tersebut. Meski begitu, sebagian dari mereka yang merokok (lebih dari 18 persen) berpendapat, narkoba tidak masalah jika digunakan sesekali asalkan tak mengakibatkan kecanduan. Adapun yang bukan perokok (sekitar 7 persen) membenarkan pemanfaatan narkoba.
Sikap permisif dari sebagian pelajar SMA cukup mengkhawatirkan. Khususnya di kalangan mereka yang merokok, penerimaan pada narkoba cenderung lebih terbuka. Pihak sekolah dan keluarga harus memberikan perhatian khusus karena pelajar perokok lebih rentan menjadi sasaran narkoba. Kebiasaan merokok lebih mudah ”disusupi” unsur narkoba, misalnya melalui rokok ganja.
Selain sekolah dan keluarga, teman juga dapat menjadi ”pagar pelindung” dari narkoba. Sikap sebagian pelajar SMA lebih kurang serupa dengan Fauzan yang mengingatkan teman sekolahnya yang mengisap rokok lintingan. ”Aku ajak