Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Rusun Pulogebang Takut Bicara Penganiayaan

Kompas.com - 14/06/2013, 16:49 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah warga penghuni Rusun Pulogebang mengaku takut untuk bicara kepada media pascaperistiwa penganiayaan terhadap Rinaldi (47) dan Suhartati (45) oleh pihak pengelola yang terjadi pada Selasa (11/6/2013) malam. Mereka hanya berani membeberkannya dengan diam-diam.

Beberapa warga yang enggan nama dan identitasnya disebutkan membenarkan adanya peristiwa penganiayaan kepada Kompas.com. Mereka mengaku menyaksikan langsung sejumlah petugas keamanan menganiaya kedua penghuni rusun tersebut.

"Begitu keluar, dengar ada suara-suara minta tolong, kita kaget. Pak Rinaldi sudah dikekap. Ada mungkin sekitar 15 orang, mereka pada mabuk," kata salah satu warga, saat dijumpai di Rusun Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Jumat (14/6/2013).

Menurut mereka, Rinaldi dipukul secara membabi buta. Istri Rinaldi, Suhartati, yang mengetahui pemukulan terhadap suaminya, hendak menolong. Namun, ia juga mengalami nasib serupa. Rambutnya dijambak dan ditahan oleh para pelaku pemukulan. "Kata sekuritinya, awas, ada yang berani, kita pukulin," ujar salah seorang warga.

Saat itu, penghuni yang menyaksikan penganiayaan tersebut diancam untuk tidak ikut campur. Mereka diminta tidak mendekat. Beberapa orang yang menyaksikan mengaku sampai menangis melihat kejadian itu.

"Kalau yang menyaksikan banyak, siapa yang enggak kasihan dipukulin kayak binatang gitu. Kalau ada masalah, enggak bisa gini caranya," ujar warga. Mereka berharap ketakutan mereka yang muncul setelah peristiwa itu dapat hilang.

Sebelumnya, Rinaldi dan Suharti, penghuni Blok B, Rusun Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, mengaku dianiaya oleh sekelompok orang yang disebut-sebut berasal dari pihak pengelola rusun pada Selasa (11/6/2013) malam. Para pelaku mendatangi unit rusun kediaman pasangan suami istri itu, lalu melakukan aksi pengeroyokan tersebut.

Mereka yang ada dan dikenali korban di antaranya tiga orang tukang sapu, dua orang teknisi rusun, dua orang yang memakai baju bertulisan "pengelola" di bagian kerahnya, dan sekuriti yang dikenalnya lebih dari lima orang.

Kedua korban penganiayaan itu kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Jakarta Timur. Mereka juga sudah melakukan visum atas pemukulan tersebut di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Selain melaporkan di kepolisian, mereka juga sudah melaporkan kejadian tersebut kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat dia berkunjung ke wilayah Jakarta Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com