Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"PRJ Versi Monas", Lebih Kreatif, Lebih Terakses UKM

Kompas.com - 15/06/2013, 13:04 WIB
Windoro Adi

Penulis

Ketika ditanya mengapa truk mini ini disebut produk gagal, ia menjawab, "Karena tidak laku." "Tidak laku karena truk mini ini beroda enam—dua roda depan dan empat roda belakang. Di Jakarta kan ruang beroperasi truk beroda enam ke atas, sangat terbatas. Jadi, truk ini gagal karena regulasi yang ada, bukan karena persoalan teknis otomotifnya," papar Rahmedi.

Lalu mengapa ikut pameran? "Kami ingin mencari pembeli yang berminat membeli produk kami dengan desain pilihan mereka. Lewat pameran ini, kami bisa menunjukkan bahwa para siswa SMK Negeri 4 sudah mampu merakit truk mini hydrogen hybrid buatan China ini," ujar Rahmedi.

Menarik dikunjungi

Kesan selintas, PPKD Jakarta menarik dikunjungi. Di depan pintu masuk dan keluar arena, terpampang papan denah petunjuk arah yang membuat para pengunjung tidak bingung menentukan pilihan kunjungan ke stan.

Dibandingkan penyelenggaraan PRJ Kemayoran, PPKD yang belakangan disebut-sebut sebagai PRJ tandingan ini lebih memberi akses kalangan UKM dan lebih merangsang kreativitas. Para pengunjung di "PRJ Monas" ini tidak hanya dirangsang menjadi konsumtif dengan barang-barang mahal, tetapi juga mendapat informasi lebih banyak mengenai UKM serta kekayaan bisnis lokal yang bisa jadi merangsang mereka menjadi para wirausaha baru.

Usai membuka PPKD dengan memukul beduk Jumat sore kemarin, Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama dengan nada menyindir mengatakan, sebenarnya setiap orang bisa kreatif membuka usaha, bahkan memperluas usahanya.

"Tetapi, kalau belum-belum dia sudah diganjal mahalnya biaya stan atau lapak, bagaimana mereka yang bermodal kecil bisa kreatif? Kalau di sana (maksudnya PRJ Kemayoran) kan bayar tempatnya mahal, di sini (maksudnya di "PRJ Monas") kan gratis," ucapnya sambil tersenyum.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com