Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terimpit Setoran, Sopir Terpaksa Naikkan Tarif

Kompas.com - 24/06/2013, 12:07 WIB

”Kalau pakai kondektur, keuntungan yang didapatkan hari ini harus dibagi empat, untuk sopir cabutan, dua kondektur, dan saya sendiri,” ujarnya.

Cara seperti itu tampaknya cukup efektif. Setiap hari uang yang didapatkan Yusmin harus dikurangi untuk setoran sebesar Rp 270.000 dan biaya membeli solar sekitar Rp 225.000.

”Sisanya sekitar Rp 240.000. Hasil itu kalau dibagi empat, setiap orang mendapat Rp 60.000. Karena saya tidak memakai kondektur, cukup dibagi tiga. Masing-masing mendapatkan Rp 80.000,” ujar Yusmin.

Hal yang sama dirasakan Sutono (52), sopir angkot jurusan Pademangan-Tanah Pasir. Sutono yang siang itu menunggu penumpang mengatakan belum menaikkan tarif angkutan. ”Selain belum ada edaran resmi dari Organda, saya tak berani menaikkan tarif karena takut kehilangan penumpang,” katanya.

Siang itu, sebagian penumpang memberikan uang sesuai tarif yang berlaku Rp 2.500. Akan tetapi, ada juga yang memberi Rp 3.000. ”Hari ini beberapa penumpang tidak meminta kembalian walau uangnya lebih Rp 500. Saya paling suka sama penumpang yang pengertian seperti itu,” ujarnya.

Kenaikan tarif sepihak yang diberlakukan sopir angkot membuat beberapa penumpang kaget. Saat penumpang membayar, kernet minta tambahan karena tarif sudah naik.

Menurut Sulastri (25), penumpang angkot M-11 jurusan Kebon Jeruk-Tanah Abang, kenaikan tarif penumpang Rp 500 wajar karena harga BBM dan semua barang kebutuhan pokok sudah naik. ”Namun, kalau kenaikannya Rp 1.000, itu, sih, keterlaluan,” katanya.

Harapan justru muncul dari penumpang lain, Riza (20), yang hendak ke Ragunan. Kenaikan tarif wajar saja asalkan jangan terlalu tinggi. Sebaiknya naik Rp 500. Kalau kenaikan terlalu tinggi, bisa saja orang pilih ke sepeda motor.

Mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Ibu Kota itu berharap, kenaikan tarif juga dibarengi dengan penataan layanan transportasi umum yang lebih baik. (K01/K08/K10)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    [POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

    [POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

    Megapolitan
    Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

    Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

    Megapolitan
    Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

    Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

    Megapolitan
    Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

    Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

    Megapolitan
    Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

    Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

    Megapolitan
    Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

    Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

    Megapolitan
    Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

    Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

    Megapolitan
    Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

    Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

    Megapolitan
    Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

    Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

    Megapolitan
    Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

    Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

    Megapolitan
    Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

    Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

    Megapolitan
    Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

    Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

    Megapolitan
    Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

    Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

    Megapolitan
    Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

    Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

    Megapolitan
    Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

    Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com