"Peresmian dilakukan dalam bentuk kegiatan penggunaan e-ticketing yang akan dilakukan Meneg BUMN Dahlan Iskan dan Menteri Perhubungan EE Mangindaan, didampingi Dirut PT KAI Ignatius Jonan serta Dirut PT Telkom Arif Yahya," kata Manajer Komunikasi PT KCJ Eva Chairunisa melalui pesan singkatnya, Minggu (30/6/2013) malam.
Dalam tarif progresif, nantinya penumpang akan dikenakan biaya berdasarkan jarak. Awalnya, tarif progresif akan dikenakan harga Rp 3.000 per lima stasiun, dan Rp 1.000 untuk tiga stasiun berikutnya.
Namun, seiring turunnya subsidi dari pemerintah melalui penerapan Public Service Obligation (PSO), tarif progresif turun menjadi hanya Rp 2.000 per lima stasiun dan Rp 500 per tiga stasiun berikutnya.
Jika dicermati, pemberlakuan tarif progresif dibarengi pemberian PSO akan membuat harga tiket KRL commuter line tidak memiliki perbedaan harga yang jauh dengan tarif KRL ekonomi. Namun, PT KAI menegaskan bahwa KRL ekonomi masih tetap akan dioperasikan.
"KRL ekonomi tetap ada karena itu penugasan pemerintah, jadi enggak akan kami apa-apakan. Nanti masyarakat pengguna KRL ekonomi nyaris samalah (bayar tiketnya) dengan commuter line," kata Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daops I Sukendar Mulya ketika dihubungi, Selasa (18/6/2013).
Sebagai contoh, rute Depok-Pasar Minggu akan terkena tarif KRL commuter line Rp 2.000, sementara tiket KRL ekonomi rute itu adalah Rp 1.500. Sementara untuk jarak jauh, misalnya jalur Bogor-Jakarta-Kota, total biaya yang akan dibayar penumpang KRL commuter line adalah Rp 5.000. Adapun tarif KRL ekonomi jalur tersebut adalah Rp 2.000.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.