Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Halaman Stasiun Depok Baru Masih "Menganggur"

Kompas.com - 05/07/2013, 11:44 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sebelum meresmikan e-ticketing dan tarif progresif per 1 Juli 2013, PT KAI melakukan penertiban di stasiun-stasiun se-Jabodetabek. Sejak Desember 2012 hingga Juni 2013, sudah puluhan stasiun yang ditertibkan dari kios-kios pedagang.

Penertiban itu mencakup halaman hingga peron stasiun. PT KAI menertibkan halaman stasiun  untuk penyediaan fasilitas lahan parkir atau park and ride khusus untuk penumpang KRL.

Setelah penertiban, saat ini hampir semua stasiun sudah dilengkapi fasilitas parkir yang baik di halamannya. Namun, masih ada sejumlah stasiun yang lahannya masih "menganggur" alias belum digunakan untuk lahan parkir kendaraan. Salah satunya adalah Stasiun Depok Baru, Depok, Jawa Barat.

Pengamatan Kompas.com di stasiun yang terletak di belakang ITC Depok tersebut, Jumat (5/7/2013) pagi, lahan luas di halaman stasiun masih belum dimanfaatkan secara optimal. Tidak ada fasilitas parkir yang dibangun di lahan tersebut. Padahal, halaman stasiun sudah steril sejak Desember 2012. Saat itu, PT KAI melakukan pembersihan terhadap ratusan kios pedagang pada Senin (10/12/2012) dan Kamis (13/12/2013).

Stasiun Depok Baru menjadi lokasi pertama di antara puluhan stasiun lain di Jabodetabek yang telah ditertibkan oleh PT KAI. Salah satu staf di stasiun tersebut juga merasa heran mengapa lahan belum juga digunakan untuk parkir kendaraan penumpang kereta.

"Padahal udah hampir setengah tahun ya, stasiun lain aja udah pada ada tempat parkirnya," ujar salah satu staf itu tanpa mau disebutkan namanya.

Kompas.com masih belum mendapatkan konfirmasi dari pejabat stasiun terkait hal tersebut. Menurut informasi yang diperoleh, sedang ada pergantian jabatan Kepala Stasiun dari pejabat yang lama, Didin Wahyudin, ke pejabat yang baru.

Halaman Stasiun Depok Baru cukup luas, sekitar 70x40 meter. Jika halaman ini digunakan untuk parkir mobil, dan warga Depok yang bekerja di Jakarta dapat berpindah menggunakan KRL, maka hal ini akan dapat mengurangi kemacetan di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com