Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Bertemu Jokowi, Pria Ini Adukan Pungli di Sekolah

Kompas.com - 11/07/2013, 13:11 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rikan Waluyo (37) tampak resah di teras Balaikota Jakarta, Kamis (11/7/2013) pagi. Ia tak sabar ingin bertemu Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Ada persoalan penting yang ingin diadukannya.

Rikan mengatakan, Sindi Permatasari (16), anak pertamanya, tengah dilanda kesulitan. Sindi ingin pindah sekolah. Sebelumnya ia duduk di kelas X SMA 114 Pedongkelan, Cilincing, Jakarta Utara. Pada tahun ajaran depan, ia ingin pindah ke kelas XI pada sekolah negeri di Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur.

"Supaya lebih dekat dari rumah. Tapi di sekolah yang mau pindah ini, saya malah dimintain Rp 12 juta buat biaya administrasi masuk. Katanya itu sudah lumrah buat anak baru masuk," ujar Rikan.

Rikan mengatakan, pada Senin (8/7/2013) lalu, anaknya telah mengikuti ujian seleksi masuk di sekolah baru. Rabu (10/7/2013) kemarin, Sindi dinyatakan lulus seleksi tersebut. Ia diperbolehkan mengikuti kegiatan belajar-mengajar mulai Senin pekan depan.

Rikan mengatakan, oknum yang meminta sejumlah uang masuk tersebut adalah Z selaku Kepala Tata Usaha di sekolah itu. Ia sempat meminta Z agar menurunkan biaya administrasi itu. "Pertama kan Rp 12 juta, saya negosiasi jadi Rp 10 juta. Akhirnya kemarin ngobrol melalui telepon turun jadi Rp 5 juta, sementara saya hanya sanggup bayar sekitar Rp 1 juta," ujarnya.

Bagi Rikan, jumlah itu terlalu banyak. Maklum saja, sehari-hari ia hanya bekerja sebagai salah seorang petugas keamanan di sebuah pusat perbelanjaan di Rawamangun, Jakarta Timur. Gajinya satu bulan hanya Rp 1,8 juta dan tak mampu memenuhi kebutuhan keluarga yang terdiri dari satu istri dan enam anaknya itu.

"Makanya, saya mau mindahin anak saya. Satu hari anak saya ongkos ke Cilincing bisa sampai Rp 20.000, ini malah diminta duit," ujarnya.

Negosiasi terakhir

Bersama rekannya, Chandra, yang ikut menemaninya mengadu ke Balaikota Jakarta, Rikan membuktikan aduannya itu. Chandra kemudian menelepon langsung ke nomor telepon Z untuk bernegosiasi agar biaya itu dapat diturunkan paling tidak menjadi setengah.

"Bisa kurang enggak itu, Pak?" tanya Chandra. Di seberang telepon, Z mengatakan akan menghubunginya lagi dan tak ingin membicarakannya via telepon.

Rikan berharap, dirinya bisa mengadukan hal ini kepada Jokowi atau Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama secara langsung. Ia berharap tak ada pungutan liar di sekolah negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com