Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takut Rugi, PKL Tanah Abang Sebut Ahok Raja Tega

Kompas.com - 15/07/2013, 08:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menjelang Lebaran, para pedagang kaki lima (PKL) di Tanah Abang berharap tidak dipaksa masuk ke dalam Blok G yang masih kosong. Sebab, mereka merasa rugi jika harus masuk ke blok yang sepi.

Sebut saja Chandra, pedagang yang berjualan di Jalan Kebon Jati, Jakarta Pusat. Dia mengaku sebagai korban pemindahan PKL ke Blok G pada tahun 2005. Modal usahanya di Blok G sebesar Rp 35 juta ludes saat itu lantaran ternyata tak banyak orang yang mau berbelanja ke Blok G.

Hal itulah yang membuat dia keberatan kembali berdagang ke dalam pasar. Dia pun berharap Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak memaksa PKL masuk ke dalam Blok G saat Ramadhan ini.

"Tega betul itu Ahok (panggilan Wagub DKI Basuki). Raja tega kalau memindahkan kami ke Blok G sekarang," kata Chandra, Jumat (12/7/2013).

Menurut Chandra, menjelang Lebaran atau saat puasa tiba, banyak orang yang datang berbelanja. Jika Pemprov tetap memaksa PKL masuk ke Blok G, dia khawatir modalnya akan kembali hilang seperti saat tahun 2005.

Untuk jualan, Chandra mengaku sudah meminjam uang dari bank keliling Rp 5 juta. Cicilannya Rp 230.000 sebulan. Dengan modal sebesar itu, Chandra bisa menarik keuntungan Rp 10 juta hingga Rp 15 juta menjelang Lebaran.

"Makanya kalau sampai Ahok memindahkan PKL ke Blok G sekarang, habis sudah modal saya. Kalau ditaruh di Pasar Tanah Abang Blok G, dagangan saya tidak akan laris," ujar Chandra yang mengaku memiliki KTP DKI Jakarta ini.

Hal senada juga disampaikan oleh Udin (35), pedagang kerudung, kopiah, dan sarung di Jalan Kebon Jati. Dia mengaku stres dengan rencana penggusuran PKL, terutama yang tidak memiliki KTP.

PKL asal Karawang ini sudah lebih dari lima tahun berjualan di kawasan pasar Tanah Abang dengan aman. Makanya, Udin yang tidak memiliki KTP Jakarta ini berani meminjam modal Rp 5 juta dari tetangganya di Karawang. Dia berjanji akan mengembalikan modal itu beserta bunganya pada malam takbiran.

"Jadi pada malam takbiran nanti saya akan mengembalikan uang pokok Rp 5 juta ditambah keuntungan Rp 1 juta atau totalnya Rp 6 juta," kata Udin.

Ia mengaku berani meminjam uang sebesar itu karena berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, keuntungan yang didapat lumayan besar. Selama Ramadhan, uang yang bisa dikumpulkan mencapai Rp 30 juta.

"Jadi kalau saya kembalikan Rp 6 juta, berarti saya masih punya Rp 24 juta," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com